Tujuh Rumus Kebahagiaan

Tujuh Rumus Kebahagiaan

Reporter: Elly Afriani

 

FITK, UINJKT Online - Setiap orang menginginkan dan mencari kebahagiaan, tapi kenapa masih banyak orang belum menemukan kebahagiannya? Pertanyaan itulah yang ingin dijawab Arvan Pradiansyah dalam buku keempatnya, 7 Laws of Happiness.

 

Dalam seminar di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FITK), Jumat (20/3), Arvan menjabarkan tujuh rumus yang bisa diterapkan agar bisa menjadi manusia yang berbahagia.

 

Sebelum tahu rahasia berbahagia, Arvan terlebih dahulu menjelaskan penyebab orang tidak bahagia. Menurutnya, salah satu penyebab yaitu menyalahartikan kebahagiaan dengan kesenangan.

 

"Kesenangan itu jangka pendek, sedangkan kebahagiaan itu jangka panjang. Hal-hal yang menyenangkan biasanya menjauhkan kita dari kebahagiaan. Sesuatu yang membahagiakan biasanya dijalani dengan tidak menyenangkan," jelas Arvan.

 

Penyebab lain, merancukan kebahagiaan dengan kesuksesan. Orang berpikir, kata Arvan, kalau sudah sukses pasti bahagia. Tapi, kenyataannya banyak sekali orang yang sukses yang tidak bahagia.

 

"Sukses berbeda dengan bahagia. Sukses mendapatkan apa yang anda inginkan. Bahagia menginginkan apa yang anda dapatkan. Jika punya mobil anda sukses, maka menikmati betul mobil tersebut dan mensyukurinya itu bahagia. Sukses itu nanti, bahagia itu sekarang," tambahnya.

 

Apa saja rumus kebahagian itu, menurutnya ada tujuh yang terbagi menjadi tiga. Tiga aspek untuk diri sendiri, tiga lainnya dalam hubungan interpersonal dan satu aspek dalam hubungan dengan Tuhan.

 

Tiga rumus untuk diri sendiri yaitu sabar, yang sebenarnya rumus inti dalam menikmati hidup. Definisi sabar itu, salah satunya menikmati proses tanpa menghiraukan hasilnya. Sabar tidak hanya di saat susah tapi juga di waktu senang. Selanjutnya, kesederhanaan. Bagaimana melihat hidup itu sederhana, karena berapa banyak kekayaan dan kesuksesan yang kita raih, ujungnya kita akan kembali kepada Tuhan. Selain itu, bersyukur saat senang maupun susah.

 

Sementara tiga rumus dalam hubungan interpersonal yaitu, love, giving, dan forgiveness. Love, cinta diajarkan Nabi dalam salah satu hadits "Belum beriman seseorang sebelum dia menyayangi saudaranya seperti dia menyayangi dirinya sendiri.

 

"Cinta yang universal harus diajarkan sejak kecil. Tapi pengertian cinta sekarang sering disalahartikan, dengan cinta terhadap lawan jenis saja," imbuhnya.

 

Sedangkan, satu rumus dalam hubungan dengan Tuhan, berserah diri. Menyerahkan apa yang tidak mampu kita lakukan agar Tuhan yang menyelesaikannya. Dengan menerapkan ketujuh rumus tersebut, kebahagiaan dapat diraih. ()

Â