Tahun ini, 12 Mahasiswa Dikirim Belajar ke Australia dan Korea Selatan

Tahun ini, 12 Mahasiswa Dikirim Belajar ke Australia dan Korea Selatan

[caption id="attachment_10509" align="alignleft" width="300"]Selain Western Sydney Universty (WSU), Australia, UIN Jakarta akan mengirim belajar mahasiswa ke Kyungdong University, Korea Selatan. Tahun ini, UIN Jakarta bakal mengirim belajar 12 mahasiswa ke perguruan tinggi luar negeri, Australia dan Korea Selatan, melalui skema student exchange, sandwich program, dan shortcourse. Selain Western Sydney Universty (WSU), Australia, UIN Jakarta akan mengirim belajar mahasiswa ke Kyungdong University, Korea Selatan. Tahun ini, UIN Jakarta bakal mengirim belajar 12 mahasiswa ke perguruan tinggi luar negeri, Australia dan Korea Selatan, melalui skema student exchange, sandwich program, dan shortcourse.[/caption]

Rg. PLKI, BERITA UIN Online-- UIN Jakarta bakal mengirim 12 mahasiswa belajar di perguruan tinggi luar negeri, Australia dan Korea Selatan, melalui skema student exchange, sandwich program, dan shortcourse sepanjang tahun ini. Dua perguruan tinggi sasaran belajar mahasiswa UIN Jakarta adalah Western Sydney Universty (WSU), Australia, dan Kyungdong University, Korea Selatan.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Layanan Kerjasama Internasional UIN Jakarta Rachmat Baihaky MA kepada BERITA UIN Online, Senin (25/04). "Tahun ini, UIN Jakarta akan mengirimkan kembali belajar mahasiswa-mahasiswi yang memenuhi syarat untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi luar negeri," ujarnya.

Dari 12 mahasiswa, sambungnya, enam diantaranya akan dikirim belajar ke WSU melalui skema sandwich program. Masih ke universitas yang sama, UIN Jakarta Jakarta akan mengirimkan belajar satu orang mahasiswa melalui skema student exchange. Sementara enam mahasiswa lainnya akan dikirim belajar melalui skema shortcourse ke Kyungdong University.

Terkait pembiayaannya, pada skema student exchange, pihak WSU akan menanggung seluruh kebutuhan pembiayaan mahasiswa selama program berlangsung. Sedang pada skema sandwich progam, kebutuhan pembiayaan ditanggung UIN Jakarta. "Komponen pembiayaan ditanggung mencakup living cost, tiket pulang-pergi, biaya perkuliahan, dan asurani," tuturnya.

Adapun pembiayaan pada skema shortcourse akan menggunakan sistem cost-sharing antara UIN Jakarta-mahasiswa peserta. Pada sistem ini, mahasiswa dengan IPK 3.51-4 UIN akan menanggung seluruh pembiayaan, mahasiswa dengan IPK 3,5 maka pendanaan 70% ditanggung UIN-30% ditanggung peserta, mahasiswa dengan IPK 3.1-3.49 UIN Jakarta dan mahasiswa masing-masing akan menanggung 50% kebutuhan pembiayaan.

Dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran ini menambahkan, perkuliahan dengan skema sandwich program terbuka bagi mahasiswa seluruh prodi UIN Jakarta. Kebijakan yang sama direncanakan berlaku bagi skema shortcourse. Sedangkan skema student exchange hanya terbuka bagi mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Perkuliahan melalui skema student exchange dan sandwich program sendiri ditarget mulai berlangsung Mei-September. "Untuk program short chourse, kita sedang membicarakan jadwal dengan pihak Kyungdong University," jelasnya.

Dijelaskan Rachmat, kegiatan mengirim belajar mahasiswa ke perguruan tinggi luar negeri didasarkan keinginan UIN Jakarta untuk memberikan pengalaman belajar di perguruan tinggi internasional kepada para mahasiswa. Pengalaman yang didapat diharap memacu motivasi mereka melakukan studi.

"Lebih dari itu, kegiatan juga diharap menjadi bridging bagi mereka untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri," ungkapnya.

Terkait persyaratan pendaftaran, secara umum mahasiswa pendaftar harus berkemampuan bahasa Inggris yang dibuktikan dengan skor IELST minimum 6.5 (overall 6.00 masing-masing band score) atau minimum 89 skor TOEFL IBT. Seluruh aplikasi pendaftaran harus sudah diterima paling telat 30 Mei mendatang. Untuk informasi lebih dalam, bisa diakses di laman http://cic.uinjkt.ac.id/. (Laporan: Yuni Nurkamilah)