Sudarnoto: Atasi Kerusakan Alam dengan Ramah Lingkungan

Sudarnoto: Atasi Kerusakan Alam dengan Ramah Lingkungan

Auditorium Prof Dr Harun Nasution, BERITA UIN Online--Untuk mengatasi kerusakan alam diperlukan keterlibatan semua pihak sebagai upaya bersama mencegah bencana alam, banjir, longsor, dan sebagainya. “Perlu kerja sama berbagai pihak untuk mengatasi bencana,” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr Sudarnoto Abdul Hakim MA pada seminar nasional bertajuk “Upaya Mitigasi dalam Mereduksi Dampak Perubahan Iklim” di Auditorium Prof Dr Harun Nasution, Senin (22/4/2013).

Menurutnya, kerusakan alam akibat ulah manusia sudah sangat kritis. Ia mencontohkan, pada tahun 1977-an, di lingkungan kampus UIN Jakarta (dulu IAIN) banyak ditemukan berbagai spesies burung, kupu-kupu, katak, dan lain-lainnya. “Saat ini saya sulit lagi menemukan beragam burung atau katak di sini,” akunya.

Oleh karena itu, doktor bidang Sejarah Politik Islam itu, mengajak semua pihak untuk melakukan aksi ramah lingkungan. “Kalau kita ramah, makhluk-makhluk yang lain juga akan ramah kepada kita. Perlu keramahan alam,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sudarnoto mengajak sivitas akademik UIN Jakarta bersama sejumlah kalangan, baik LSM, pemerintah, dan swasta bersama-sama menjaga dan mencegah kerusakan lingkungan hidup dengan menanam pohon.

Pada kesempatan yang sama Ketua Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Dr Rahmat Salam Msi menyatakan, sebagai lembaga perguruan tinggi UIN Jakarta diharapkan bisa menjadi pelopor  pelestarian lingkungan hidup. “Ke depan UIN Jakarta harus bisa jadi green campus,” katanya.

Sembari menyitir ayat 41 surah al-Rum, ia menegaskan, rusak tidaknya alam semesta itu tergantung manasia. Allah SWT telah menganugerarkan jutaan nikmat kepada manusia. Tapi, kenyataannya manusia tidak bisa menjaga dan mengolahnya, sehingga banyak alam yang rusak. “Dimanakah rasa syukur kita kepada Allah?” tanya dia.

Dijelaskannya, terdapat beberapa usaha agar manusia tidak menjadi perusak alam dan lingkungannya, yakni, tidak membuang sampah sembarangan. “Kalau ada sampah yang kita buang pada tempatnya, sehingga kita menimbulkan banjir atau pencemaran lingkungan.” katanya.

Selain itu, hemat energi, habis manis sepah di daur ulang, hemat BBM. Hemat air, dan menghindari plastik, adalah beberapa tip yang dapat dilaksanakan bersama agar lingkungan dan alam tidak rusak. “Tidak perlulah satu keluarga pergi dengan mobil sendiri-sendiri. Atau ke kampus bersama dengan satu mobil. Tidak perlulah kita menyalakan lampu secara berlebihan,” sarannya.

Seminar nasional ini dihelat oleh RANITA UIN Jakarta, unit kegiatan mahasiswa bidang lingkungan hidupi. Selain seminar, juga digelar pameran foto bencana alam dan aksi menjadi relawan lingkungan hidup. (D Antraiksa/ Saifudin)