Sejumlah Mahasiswa Asing Berlebaran di Indonesia

Sejumlah Mahasiswa Asing Berlebaran di Indonesia

[caption id="attachment_11685" align="alignright" width="300"]IMG-20160624-WA0014 Sejumlah mahasiswa asing UIN Jakarta usai mengikuti kegiatan Safari Ramadhan di Pesantren-pesantren Banten, Ahad (19/6/16)[/caption]

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online-- Sebagai bagian dari keluarga UIN Jakarta, Ramadhan tahun ini mahasiswa asing UIN Jakarta mendapatkan perhatian khusus dari Pusat Layanan Kerjasama Internasional (PLKI). Pasalnya, beberapa di antara mereka ada yang harus menjalani puasa sebulan penuh dan berlebaran di Indonesia.

Sayeed Safee Peters, misalnya, mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) semester empat asal Afrika Selatan ini sudah dua Ramadhan tidak pulang ke negaranya. “Ongkosnya mahal, untuk beli tiket pulang pergi 15 jutaan karena durasi sekali penerbangannya lama, sekira 19 jam,” ujar Safee di kantor PLKI, Kamis (23/6/16).

Begitupula dengan beberapa mahasiswa asing lainnya yang negaranya terhitung jauh dari Indonesia dan membutuhkan biaya lumayan besar untuk pulang, seperti Kanada, Afghanistan, Gambia Afrika, Afrika Selatan, Maroko, Tajikistan, Mesir, Cina, Belanda, Iran, Turki, dan Yaman.

“Mau tidak mau mereka harus berpuasa dan berlebaran di sini, jauh dari orang tua dan keluarganya,” ujar Rachmat Baihaky MA Kepala PLKI di kantornya, Kamis (23/6/2016).

Kegiatan mereka sekarang ini, lanjut Baihaky, ada yang masih mengikuti UAS dan ada juga yang sedang mengikuti kelas persiapan Bahasa Indonesia Mahasiswa Asing (BIMA) di Pusat Pengembangan Bahasa (PPB).

“Kebanyakan yang ikut puasa dan lebaran di sini mahasiswa yang baru diterima untuk tahun akademik 2016/2017. Mereka harus ikut BIMA untuk perkuliahan September 2016 nanti yang kelasnya baru berakhir kemarin,” papar Baihaky.

Karena kelasnya sudah berakhir, sambung Baihaky, sekarang mereka tidak ada kegiatan sama-sekali. Bagi mereka yang rajin, mereka akan datang ke PLKI untuk hanya sekedar mengisi kekosongan waktu dengan mengulang BIMA atau berbuka bersama di PLKI.

Melihat kondisi demikian, Baihaky mempunyai inisiatif untuk membuat program dadakan, yaitu Buka Puasa Bersama (Bukber) selama Ramadhan secara estafet di rumah para pegawai atau pejabat UIN Jakarta. Di samping dapat menghibur mereka, ada banyak hal baru yang dapat mereka ketahui tatkala berkunjung ke rumah orang-orang Indonesia.

“Menurut saya, ini sangat menarik dan ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena bagaimanapun juga mereka itu keluarga UIN Jakarta,” terang Baihaky sambil melanjutkan, “Saya sudah tawarkan ke beberapa pegawai dan pimpinan, Alhamdulillah beberapa dari mereka ada yang bersedia, nanti juga saya akan sampaikan ke rektor,” imbuh Baihaky yang sudah memulai terlebih dahulu bukber dan tarawih berjamaah dengan mahasiswa asing di rumahnya, Mampang, Rabu (22/6/19).

“Kedepan, kita akan masukkan dalam program PLKI, semoga pada Ramadhan berikutnya bisa lebih terkoordinir dengan baik. Bagi yang berminat untuk mengundang mereka bukber, silahkan hubungi PLKI, semoga ini jadi amal sholeh bagi kita semua,” papar Baihaky.

Bagi mereka yang negaranya dekat dengan Indonesia, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Timor Leste, mayoritas mereka lebih memilih pulang ke negaranya, walaupun ada beberapa yang tetap tinggal di Indonesia. (mf)