Said Aqil Husin al-Munawar: Begini Teknik Menghafal al-Quran Agar Melekat Kuat

Said Aqil Husin al-Munawar: Begini Teknik Menghafal al-Quran Agar Melekat Kuat

[caption id="attachment_13827" align="alignright" width="300"]Dalam rangka mengisi rangkaian milad ke-28, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Himpunan Qari dan Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN Jakarta, hari ini menggelar seminar nasional dan khataman al-Quran bersama kampus se-Jabodetabek, Kamis (20/10) bertempat di Auditorium Harun Nasution kampus I UIN Jakarta. Prof Dr Said Aqil Husin al-Munawar MA Guru Besar Fakultas Ushuludin UIN Jakarta menjadi narasumber dalam Seminar Nasional dan Khataman al-Quran bersama kampus se-Jabodetabek, Kamis (20/10) bertempat di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.[/caption]

Auditorium Harun Nasution, BERITA UIN Online-- Kendala yang paling banyak dialami para penghafal al-Quran adalah lupa. Prof Dr KH Said Aqil Husin al-Munawar MA yang didapuk sebagai narasumber pada seminar nasional dengan tema al-Quran untuk semua di Auditorium Harun Nasution pada Kamis (20/10/16), menyampaikan teknik menghafal al-Quran agar dapat melekat kuat.

“Lupa itu manusiawi, kalau tidak lupa bukan manusia namanya,” ujar Aqil di hadapan ratusan peserta seminar yang digelar HIQMA UIN Jakarta tersebut.

Lupa itu ada dua jenis, sambungnya, lupa yang disengaja dan yang tidak. Terkait hal tersebut, dia menyalahi orang yang membaca doa selesai membaca al-Quran yang ada kesalahan dalam pelapalannya, yaitu allaahumma dzakkirna min hu maa nasiina.

“Kebanyakan orang membacanya nasiina, itu salah, seharusnya dibaca nusiina yang artinya lupa tapi tidak disengaja. Kalau nasiina itu lupa yang disengaja. Maka kita minta sama Allah agar diingatkan ketika lupa yang tidak disengaja. Itu teknik yang pertama,” urai Guru Besar Fakultas Ushuludin UIN Jakarta tersebut.

Dilanjutkannya, teknik kedua, ketika mengalami keragu-raguan saat mengulang hafalan, terlebih lagi ketika sampai pada ayat mutasyabihat, Said melarang penghafal al-Quran untuk langsung membuka al-Qurannya.

“Jangan langsung dibuka, ulang lagi dan betul-betul diingat, sampai kepala terasa pusing. Artinya sudah tidak bisa usaha lagi, baru dibuka. In syaallah seumur hidup itu tidak akan lupa lagi pada bacaan itu. Itu namanya tsiqoh, menanamkan kepercayaan dalam diri,” imbuhnya.

Teknik ketiga, mantan Menteri Agama Kabinet Gotong Royong (2001-2004) ini mengingatkan, kemampuan menghafal setiap orang itu berbeda. Ia mengutip Imam al-Faraghi yang mengatakan bahwa Allah SWT memberikan porsi akal yang sama kepada setiap manusia.

“Tinggal yang punyanya itu bagaimana mengolahnya. Misalnya, kita diberikan besi dari perapian yang akan dibentuk pisau, tapi belum diketok, maka kita asah sendiri. Kalau tidak tajam pisaunya, bukan motong, tapi mukul namanya,” terang doktor jebolan Fakultas Syari’ah Unversitas Ummu aI-Quro Makkah Saudi Arabia (1987) itu.

Begitupun dengan waktu menghafal yang ideal bagi setiap orang itu berbeda-beda, maka harus disesuaikan dengan waktu yang dianggap paling ideal dan pas, misalnya sebelum tidur diulang beberapa kali, esok harinya diulang kembali.

Tidak kalah penting, Said berpesan agar jangan pernah meninggalkan al-Quran dimanapun dan kapanpun. Dia mengibaratkan al-Quran itu seperti teman akrab, jika ditinggalkan maka akan marah.

“Jadikan al-Quran sebagai bagian dari diri kita, bagian dari darah kita yang mengalir, dimanapun harus diingat. Gila kepada al-Quran tidak apa-apa daripada gila kepada yang lain,” tandasnya.

Terakhir dia berpesan, al-Quran adalah kalamullah. Tidak ada cara lain untuk dapat berkomunikasi dengan Allah, kecuali dengan membaca al-Quran sambil mengutip hadis, man arada an yatakallama ma’allaah fal yaqroil qur’an.

Di akhir presentasi pada seminar yang digelar sebagai rangkaian dari kegiatan milad HIQMA UIN Jakarta ini, Said Aqil Husin al-Munawar diminta untuk menampilkan Haflah al-Tilawah dengan melantunkan beberapa ayat al-Quran.

Diusianya yang mencapai 62 tahun tersebut, Said masih mampu membuat peserta seminar berdecak kagum dengan keindahan dan lengkingan suaranya melantunkan ayat al-Quran. Berikut rekamannya. (mf)