Rektor Resmikan Pembukaan Klinik Laktasi RS Syahid

Rektor Resmikan Pembukaan Klinik Laktasi RS Syahid

[caption id="attachment_19823" align="alignleft" width="300"] Rektor Prof Dr Dede Rosyada didampingi Direktur RS Syarif Hidayatullah dr Ismet Alimin MM MARS dan Ketua Dharma Wanita Persatuan UIN Jakarta Dr Adriyani Dede Rosyada menggunting pita menandai peresmian pembukaan Klinik Laktasi, Kamis (24/8/2017).[/caption]

Gedung RS Syahid, BERITA UIN Online – Rektor Prof Dr Dede Rosyada secara resmi membuka pelayanan Klinik Laktasi di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah (RS Syahid) UIN Jakarta, Kamis (24/8/2017). Peresmian ruang Klinik Laktasi ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Rektor yang didampingi Direktur RS Syahid dr Ismet Alimin MM MARS dan Ketua Dharma Wanita Persatuan UIN Jakarta Dr Adriyani Dede Rosyada.

Dalam sambutannya, Rektor berpesan agar rumah sakit milik Badan Layanan Umum (BLU) UIN Jakarta tersebut dapat meningkatkan pelayanan kepada para pasien dengan sebaik-baiknya. Pelayanan yang dinberikan, katanya, harus dilakukan secara tepat, cepat, akurat, murah, dan menyenangkan.

“RS Syahid harus meningkatkan pelayanan dengan baik dan harus dilakukan secara tepat, cepat, akurat, murah, dan menyenangkan. Jika prinsip-prinsip tersebut tidak dijalankan niscaya RS Syahid akan ditinggalkan para pasiennya,” tandasnya.

Menurut Rektor, RS Syahid merupakan bagian tak terpisahkan dalam struktur kelembagan di UIN Jakarta. Ia menjadi salah satu unit usaha UIN Jakarta, sama seperti Madrasah Pembangunan, Syahida Inn, dan beberapa unit bisnis lain. Karena masih berada dalam satu payung hukum, pendapatan rumah sakit tersebut harus disetor ke kas UIN Jakarta.

“Setiap unit bisnis apa pun di UIN Jakarta yang masih berdiri di atas tanah negara, maka transaksinya menggunakan transaksi pemerintah, sehingga pendapatan harus disetor ke kas negara,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur RS Syahid Ismet Alimin mengatakan, pembukaan Klinik Laktasi dilakukan seiring tingginya jumlah pasien kaum ibu yang mengalami gangguan menyusui. Klinik tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan konsultasi bagi kaum ibu menyusui tentang berbagai kendala yang dihadapi, seperti air susu tidak keluar, anak tidak mau menyusui, dan cara-cara anak menyusui dengan baik.

“Melalui Klinik Laktasi ini kami berharap para ibu yang menyusui dapat mengonsultasikan permasalahan mereka kepada dokter klinik,” katanya.

Dulu, terang Ismet, setiap ada pasien yang mengalami gangguan menyusui tidak bisa konsultasi di RS Syahid. Selain belum ada dokter ahli, sarana dan prasarana untuk konsultasi juga belum tersedia memadai. “Jadi, jika ada pasien datang langsung kita rujukkan ke rumah sakit lain. Tetapi sekarang Alhamdulillah dokter dan ruangannya sudah ada, sehingga kita siap untuk melayani,” katanya.

Selain meresmikan pembukaan Klinik Laktasi, Rektor juga sekaligus membuka seminar tentang kesehatan bertajuk “Mengapa ASI Membuat Anak Sehat dan Pintar?”. (ns)