Rektor Lantik Pejabat Pembantu Dekan FDK

Rektor Lantik Pejabat Pembantu Dekan FDK


Auditorium Utama, UIN Online – Rektor Prof Dr Komaruddin Hidayat di Auditorium Utama, Jumat 4/9), melantik Wahidin Saputra MAg, Drs Mahmud Jalal MA, dan Drs Study Rizal Lolombulan Kontu MAg masing-masing sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) periode 2009-2013. Pelantikan pejabat baru itu dihadiri para pembantu rektor, kepala biro, dan dekan sejumlah fakultas.

Wahidin Saputra adalah pejabat baru pembantu dekan bidang akademik. Ia menggantikan Dr Arief Subhan yang kini menjabat Dekan FDK. Saat ini Wahidin masih tercatat sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam FDK. Sedangkan Mahmud Jalal dan Study Rizal Lolombulan Kontu adalah pejabat lama dengan jabatan tetap.

Ketiga pejabat merupakan pembantu dekan FDK terpilih hasil pemilihan calon pembantu dekan yang digelar 26 Agustus lalu. Pada pemilihan calon pembantu dekan bidang akademik, dari 20 anggota senat FDK yang memiliki hak suara, Wahidin Saputra memperoleh 11 suara, sementara pesaingnya, Drs Jumroni MSi, memperoleh lima suara dengan empat suara abstain. Pada pemilihan calon pembantu dekan bidang administrasi umum, Mahmud Jalal memperoleh 14 suara dan Dra Armawati Arbi MSi memperoleh tiga suara dengan tiga suara abstain. Sedangkan untuk calon pembantu dekan bidang kemahasiswaan, Study Rizal Lolombulan Kontu unggul 13 suara atas Drs Hasanuddin MAg yang memperoleh enam suara dengan satu suara abstain.

Rektor dalam sambutannya mengingatkan agar para pejabat yang dilantik merenungi nasihat Imam Al-Ghazali saat bertanya kepada murid-muridnya. Menurut Rektor, pertanyaan Imam Al-Ghazali pertama, apa yang paling jauh dalam kehidupan ini yang lalu dijawabnya adalah waktu. “Waktu akan terus berlalu dan jauh meninggalkan kita. Waktu sedetik pun tidak mungkin dibalikkan kembali,” kata Rektor.

Kedua, apa yang paling dekat? Kematian adalah paling dekat dan siapa pun pasti akan menjumpainya. Ketiga, apa yang paling besar? Imam Al-Ghazali menjawab adalah hawa nafsu yang sulit dicegah. Keempat, apa yang paling berat? Jawabnya adalah amanah. “Menjaga amanah itu cukup berat, termasuk jabatan kita sekarang,” tandasnya.

Kelima, apa yang paling ringan? Perbuatan dosa adalah pekerjaan yang paling ringan dan bahkan tanpa modal pun orang bisa berbuat dosa semaunya. Lalu keenam, apa yang paling indah? Imam al-Ghazali mengatakan tak lain adalah sikap saling memaafkan di antara sesama manusia. “Semoga nasehat Imam al-Ghazali itu dapat kita renungi bersama di bulan Ramadhan ini,” harap Rektor. (ns)