Rektor Dorong Riset Dilakukan Intensif

Rektor Dorong Riset Dilakukan Intensif

[caption id="attachment_10913" align="alignleft" width="300"] Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.[/caption]

Ruang Sidang Utama, Berita UIN Online— Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada MA mendorong para dosen-peneliti UIN Jakarta melakukan riset secara intensif sehingga menghasilkan produk-produk riset yang bisa mempengaruhi dunia ilmu pengetahuan, sains, dan kemanusiaan. Ia berharap riset tidak dilakukan dosen semata untuk pemenuhan tugas-tugas kepangkatan akademik.

Demikian disampaikan rektor saat membuka focus group discussion (FGD) penyusunan Rencana Induk Pengembangan Penelitian (RIPP) UIN Jakarta di Ruang Sidang Utama, Gedung Rektorat, Kamis (02/02/2017). FGD yang dipandu Ketua LP2M Prof. Dr. Arskal Salim GP MA ini dihadiri para pimpinan di lingkungan fakultas dan jurusan.

Menurut rektor, UIN Jakarta sebagai lembaga yang menaungi para dosen-peneliti berupaya memberikan dukungan yang memungkinkan para dosen-peneliti melakukan riset. Penganggaran, misalnya. UIN Jakarta telah mengalokasikan 30% dana BOPTN untuk menopang pembiayaan riset.

Dari sisi kelembagaan, UIN Jakarta membangun kemitraan yang memungkinkan para dosen-peneliti UIN Jakarta melakukan riset secara intensif di lembaga riset dan perguruan tinggi dunia. Sebaliknya, kemitraan juga dilakukan dengan mengundang para dosen-peneliti universitas dunia meneliti di UIN Jakarta.

Secara kebijakan, UIN Jakarta juga berusaha mengakomodir kebutuhan dan tantangan riset selarasa dengan dinamika keilmuan dan industri yang berkembang kini. Salah satunya dengan penyusunan RIPP dan baseline riset yang bisa mempedomani aktifitas riset pada tahun-tahun mendatang.

“Dengan berbagai kebijakan yang ditempuh, amat diharapkan dosen-peneliti bisa menghasilkan produk-produk riset yang bisa dipublikasi di jurnal-jurnal akademik dunia dan diakui hak ciptanya sebagai sebuah produk riset,” paparnya.

Arskal yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Penyusun RIPP mengungkapkan, penyusunan RIPP nantinya bakal disesuaikan dengan format Agenda Riset Nasional yang diterbitkan Dewan Riset Nasional (DRN). Selain itu, RIPP juga bakal disusun dengan terlebih dulu menghimpun usulan priorisasi riset yang diusulkan masing-masing program studi. “Sebab program studi merupakan representasi bidang-bidang keilmuan,” terangnya.

Gali Inovasi

Ketua DRN Dr. Ir. Bambang Setiadi dalam pertemuan penyusunan RIPP sebelumnya menyarankan UIN Jakarta menggali inovasi keilmuan yang selama ini menjadi basis keilmuan UIN Jakarta. “Semua penelitian diarahkan untuk berbasis inovasi sehingga punya daya saing dengan pusat-pusat penelitian lainnya,” katanya.

Bambang juga meminta UIN Jakarta mampu memanfaatkan peluang riset dan memperkuat jejaring penelitian. Selain itu, ia juga menyarankan pembentukan konsorsium keilmuan yang melibatkan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset lainnya. (lrf/umar sa/zm)