Ramadhan di Kanada (5): Non-Muslim Turut Berpuasa

Ramadhan di Kanada (5): Non-Muslim Turut Berpuasa

[caption id="attachment_11635" align="alignright" width="300"]Iqra Iqra (paling kanan) saat mengikuti Program Safari Ramadhan untuk Mahasiswa Asing di salah satu pesantren di Banten, Sabtu (18/6/16)[/caption]

Kanada, Berita UIN Online-- Salah seorang mahasiswa baru UIN Jakarta tahun ini ada yang berasal dari Kanada. Namanya Iqra Yunus Palejwala. Wanita turunan India, lahir di Inggris dan telah menjadi Warga Negara Kanada ini ini mendaftar di Program Strata Satu (S1) Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI).

Melalui pesan WhatsApp, Selasa (21/6/16), Iqra menceritakan dengan fasih bagaimana kehidupan Muslim di Kanada. Berikut penuturannya:

“Di Kanada, Islam adalah agama yang berkembang secara sangat sehat dan sejahtera. Alasan yang sangat kuat untuk ini adalah karena fakta bahwa Kanada sendiri menerima berbagai perbedaan. Ini merupakan sebuah mosaik yang benar di Kanada. Tanpa ras yang berbeda, agama, etnis dan budaya, Kanada tidak akan menjadi Kanada seperti sekarang ini.

Hal ini karena setiap perbedaan adalah bagian dari mosaik Kanada. Ini adalah apa yang akan dibangun dan terus tumbuh di Kanada.

Di Kanada, agama tumbuh berdampingan dan harmoni. Para politisi di Kanada memainkan peran besar dalam menciptakan kondisi ini. Sebuah contoh yang bagus dapat dilihat dari Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau. Ketika Justin terpilih, dia memberi kepastian bahwa kabinetnya memiliki formasi yang sama antara pria dan wanita dengan latar belakang yang berbeda.

Ini tidak hanya memastikan bahwa setiap kelompok di dengar suaranya, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang mewakili Kanada di garis terdepan yang menampilkan wajah keanekaragaman.

Keberadaan perdamaian, kebebasan beragama, demokrasi, keberagaman dan multikulturalisme memungkinkan Muslim di Kanada dihormati. Sebuah bukti besar ini adalah bagaimana Muslim Kanada dan non-Muslim meletakkan tangan mereka bersama-sama untuk menyambut 25.000 pengungsi Suriah.

Selain itu, komunitas Muslim Kanada secara aktif bekerja sama dengan politisi lokal mereka untuk memerangi ekstrimis yang mengklaim mewakili Islam. Oleh karena itu, hubungan yang erat ini menciptakan persatuan antara Muslim dan non-Muslim di Kanada.

Di Toronto, ada sekitar 20 masjid dan setiap masjid mencoba yang terbaik untuk memberikan proyek-proyek multi-iman, seminar pendidikan, dan acara lainnya, sehingga bagi Kanada non-muslim dapat mengunjungi mereka dan belajar tentang Islam.

Akibatnya, banyak orang Kanada yang menyadari ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga mereka menampakkan rasa hormat mereka. Ada di antara mereka yang juga turut berpuasa di bulan Ramadhan, walaupun mereka bukan Muslim, bahkan PM Kanada menghimbau non-Muslim ikut berpuasa.

Kesimpulannya, Kanada adalah negara yang tepat untuk dijadikan sebagai model multikulturalisme bagi dunia, baik persatuan dan kesatuan masyarakatnya, maupun perbedaannya. (mf)