Ramadhan di Kanada (2): Napak Tilas Ahli Hadis Indonesia

Ramadhan di Kanada (2): Napak Tilas Ahli Hadis Indonesia

Prof ALi MusthapaKanada, Berita UIN Online-- Tahun 2008 M/1429 H, Pengasuh Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences Indonesia Prof Dr Ali Mustafa Yaqub MA (rahmatullah 'alaih) sebagai Imam Besar Istiqlal saat itu mendapat undangan dari ICMI untuk Safari Ramadhan di 15 kota Amerika, & Kanada, salah satunya di Toronto Kanada.

Sementara Ramadhan tahun ini, UIN Jakarta mengutus dua imam Dasrizal Marah Nainin SSI MIS (Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin) dan Ali Mohammad Al Hudhaibi SSi Lc MA (imam Masjid Jami’ Student Centre UIN Jakarta) bertugas sebagai imam Tarawih dan shalat lima waktu di Sayeda Khadija Centre (SKC) Mississauga Canada.

Dilansir dari akun facebook Ali Hudhaibi pada Ahad (12/6/16), dikatakan ternyata almaghfurlah (Prof Dr Ali Mustafa Yaqub MA -red.) pada Safari Ramadhan 1429 H dipertemukan dengan Imam Masjid SKC Syaikh Dr Hamid Slimi yang saat itu sebagai Imam Besar Masjid IMO (International Muslim Organization).

“Kami baru sadar ketika tidak sengaja membuka karya guru kami yang berjudul Islam di Amerika. Buku yang ditulis atas hasil perjalanan beliau selama Safari Ramadhan di Amerika dan Kanada. Slimi masih sangat mengingat pertemuan itu dengan jelas,” ungkap jebolan Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences Indonesia, 2007–2011 itu.

Ali menceritakan kepada Slimi bahwa ahli hadis yang pernah menjadi dosen Fakultas Dirasat Islamiyah dan Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta tersebut telah wafat 50 hari yang lalu. Ali menyampaikan juga, selain sebagai Imam Besar di Masjid Istiqlal, masjid terbesar se Asia Tenggara, almaghfurlah juga termasuk ulama yang sangat konsen dengan keilmuan Hadis dan Ilmu Hadis di Indonesia.

“Beliau adalah guru besar di bidang ini. Memiliki Pesantren yang mengkhususkan diri mengkaji Hadis dan Ilmu Hadis. Darus Sunnah namanya,” terang Ali.

Ia membangun pesantren, lanjut Ali, selain ingin menjadi khadim Rasulullah SAW, juga berangkat dari minimnya kajian Hadis di Indonesia saat itu. Ditambah keprihatinannya atas menyebarnya Hadis-hadis bermasalah di kalangan para dai yang notabenenya belum belajar Hadis dan Ilmu Hadis secara khusus.

Mendengar informasi tersebut, Slimi menyatakan belasungkawanya dengan memanjatkan doa untuk sang maestro hadis tersebut.

Diketahui, Slimi berasal dari Maroko dan masih ada keturunan Rasulullah SAW. Di Kanada, dia adalah orang besar, memiliki banyak murid dan pengikut. Dikatakan, dia termasuk di antara 500 orang yang berpengaruh di dunia. Meski nama dan pengaruhnya sangat besar, dia sangat low profile dengan siapapun. Dia tidak segan mencuci piring dan mengangkat barang-barang berat.

Slimi menginformasikan bahwa Agustus 2016 ini dia akan berkunjung ke Indonesia menjadi dosen tamu di UIN Jakarta.

“Satu hal yang saya catat dari pesan beliau, bila Anda ingin tinggal di Kanada Anda harus memiliki jiwa dakwah. Rumah saya di Maroko lebih besar daripada rumah saya di Kanada, tapi itu semua dunia, untuk apa?” tiru Ali.

Ali merasa ada kesamaan konsep dakwah antara Prof Dr Ali Mustafa Yaqub MA dengan Dr Hamid Slimi ini. Keduanya sangat aktif dalam berdakwah untuk syiar dan perkembangan Islam di negaranya masing-masing.

“Semoga Imam Slimi selalu diberi kesehatan, sehingga dapat terus memberi manfaat untuk dunia, khususnya Islam, dan semoga guru kami Prof Dr Ali Musthafa Yaqub MA merasakan kebahagiaan di alam sana menyaksikan muridnya menyambung silaturahim dengan orang yang pernah beliau temui. Lahuma al-fatihah,” tutup Ali. (mf)