Puskom Benahi Sistem AIS

Puskom Benahi Sistem AIS

 

Reporter: Devy Cahyo Puspita

Diorama, Berita UIN Online – Pusat Komputer (Puskom) UIN Jakarta melakukan pembenahan terkait dengan penggunaan perangkat teknologi di bidang akademik. Salah satunya Sistem Informasi Akademik (Academic Information System/AIS), yakni sistem aplikasi yang memberikan kemudahan bagi mahasiswa dan dosen dalam hal mengakses nilai maupun pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) secara online.

“Aplikasi teknologi informasi ini belum sempurna, sehingga perlu dibenahi lagi,” ujar Kepala Puskom Dr Husni Tedja Sukmana dalam “Workshop Migrasi Nilai pada Aplikasi Academic Information System (AIS) secara Online di Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” di Ruang Diorama, Selasa (13/12).

Husni Tedja mengatakan, sejak migrasi dari Sistem Informasi Perguruan Tinggi (Simperti), sistem AIS lebih variatif dan lengkap. Sistem berbasis web aplication ini memungkinkan para penggunanya, seperti dosen dan mahasiswa, meng-input dan mengakses nilai secara mudah serta praktis. Artinya dosen dan mahasiswa tidak lagi menggunakan sistem konvensional, tetapi sudah harus serba online. Dengan sistem tersebut, mahasiswa misalnya tidak harus datang ke kampus saat mengisi KRS maupun melihat nilai tetapi dapat diakses di mana saja dengan akun yang dimiliki masing-masing.

“Sistem ini sebelumnya memang masih banyak masalah. Tetapi sekarang tidak lagi karena sudah diperbaiki,” katanya. Sistem tersebut terintegrasi secara online ke seluruh bagian di kampus UIN Jakarta, seperti bidang akademik, keuangan, dan kepegawaian.

Selain menyangkut masalah KRS dan nilai, AIS juga kini dilenghapi dengan berbagai fitur lain, seperti akses EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri) yang terdapat dalam pangkalan data perguruan tinggi (PDPT) yang disediakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Jadi, jika dosen maupun mahasiswa ingin melihat akreditasi program studi bisa langsung akses dari AIS. Begitu pula dalam sistem pelaporan mengenai data mahasiswa ke Kemendibud, pihak kampus menjadi lebih mudah melakukannya,” jelas Husni Tedja.

Masalah lain yang dibenahi dalam sistem AIS, menurut Husni Tedja, adalah pembersihan terhadap nilai yang bermasalah. Sebab, dalam sistem lama, nilai kerap dikeluhkan mahasiswa karena masih terdapat kesalahan antara dinilai yang di-inputing dengan hasil akhir yang muncul di AIS. Sebagai contoh, jika dosen memasukkan nilai yang seharusnya “A”, di AIS justru menjadi “B” karena terjadi kesalahan baca. Begitu pula sebaliknya. “Nah, kesalahan-kesalahan seperti itu semuanya sudah dibenahi,” katanya.

Kepala Sub Bagian Pendidikan dan Pengajaran Bagian Akademik Drs MG Hasbullah MPd mengatakan, akademik pusat juga kini menyediakan Certificate Vending Machine (VCM), mesin yang berfungsi untuk mencetak transkip nilai dan surat-surat yang dibutuhkan mahasiswa tanpa harus berhubungan langsung dengan akademik pusat. Rencananya, awal tahun 2012 VCM sudah dapat dioperasikan. “Mesin ini seperti mesin ATM dan dapat digunakan selama 24 jam,” tutur Hasbullah.