PT Dituntut Lebih Inovatif

PT Dituntut Lebih Inovatif

Gedung Rektorat, UINJKT Online – Perguruan tinggi (PT) saat ini dituntut agar lebih inovatif dalam mengembangkan program-programnya. Selain itu PT juga harus mampu berkompetisi dengan PT lain.

Demikian hal itu dikatakan Pembantu Rektor Bidang Akademik Dr Jamhari dalam seminar Mencari Pola Ideal Pengabdian kepada Masyarakat yang digelar Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UIN Jakarta di ruang sidang gedung Rektorat, Rabu (29/10). SelainJamhari, narasumber lain yang tampil adalah Kasubdit Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Departemen Agama Dr Hasbi Indra, Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Dikti Depdiknas Dra Desmelita MSc, Ketua LPPM IPB Prof Dr Bambang Pramudya, dan Ketua LPM UIN Jakarta Dr Daud Effendy.

"Inovasi PT dalam program pengabdian kepada masyarakat harus terus menerus dikembangkan agar PT memiliki trend setter tersendiri bagi masyarakat," kata Jamhari. Untuk itu, ia mengharapkan PT dalam program pengabdian kepada masyarakatnya harus berorientasi kepada hal-hal baru, misalnya mengusung tema-tema aktual atau yang sedang tren.

"PT bisa memberdayakan mahasiswa dalam penanggulangan narkoba atau lingkungan," katanya. Kecuali itu, imbuh Jamhari, PT juga dapat mendorong mahasiswa untuk berjiwa enterpreunership atau sebagai tenaga relawan untuk membantu masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. "Sekarang ini di Thailand, khususnya Pattani, misalnya sedang dibutuhkan tenaga pengajar agama Islam. Nah, kalau hal itu bisa dilakukan oleh PT dengan mengirimkan mahasiswanya ke sana, saya kira positif," ungkapnya.

Sementara Daud Effendy mengatakan, untuk mencari pola ideal dalam pelaksaan pengabdian kepada masyarakat,  LPM diharapkan banyak melakukan penyesuaian sesuai dengan perkembangan. Terlebih setelah status IAIN berubah menjadi UIN. Perubahan dan penyesuaian program pengabdian kepada masyarakat di antaranya harus dibarengi dengan perubahan cara berpikir dan cara bekerja.

Menyikapi keberadaa LPM UIN Jakarta saat ini, Daud Efendy di antaranya menyarankan agar ada perubahan dalam berbagai hal. Perubahan itu di antaranya meliputi peningkatan kualitas dan profesionalitas sumberdaya manusia, struktur organisasi, bentuk kegiatan, sarana dan prasarana serta sumber-sumber pendanaan kegiatan. "Dalam sumber pendanaan misalnya, LPM yang merupakan lembaga struktural di UIN Jakarta idealnya mendapatkan porsi dana tetap sesuai dengan program yang telah ditetapkan," katanya.

Menurut Daud, dana pelaksanaan kuliah kerja nyata atau KKN selama ini berasal dari tiga sumber, PT bersangkutan, mahasiswa dan masyarakat. Khusus dana dari mahasiswa, sumber diperoleh dari dimasukkannya KKN dalam kurikulum dan diberi bobot 2 hingga 4 sks. Semestinya, pelaksaan KKN juga mendapatkan dari dana tersebut, sehingga dalam anggaran pelaksaan KKN mendapatkan keringanan biaya. "Jadi, nanti tidak ada lagi ribut-ribut mahasiswa terkait soal dana KKN," ujarnya. (ns)