Prof. Hamid Slimi: UIN Jakarta, Model Terbaik Penyeimbangan Modernitas dan Autentisitas

Prof. Hamid Slimi: UIN Jakarta, Model Terbaik Penyeimbangan Modernitas dan Autentisitas

[caption id="attachment_13570" align="alignleft" width="284"]Professor Hamid Silmi, UIN Jakarta Visiting Professor dari Canadian Centre for Deen Studies, Kanada. Professor Hamid Silmi, UIN Jakarta Visiting Professor dari Canadian Centre for Deen Studies, Kanada.[/caption]

UIN Jakarta bisa menjadi model penerapan antara kesalihan dan keterbukaan dalam era modernitas. Sebab selain menjadi pusat kajian keislaman, UIN Jakarta menjadi salah satu perguruan dengan tradisi sains-ilmu pengetahuan. Prof. Hamid Slimi, Visiting Professor UIN Jakarta dari The Canadian Centre for Deen Studies, mengungkapkannya kepada Berita UIN Online, Jumat(3/10/2016)

Sudah berapa lama Anda meneliti di UIN Jakarta?

Sayaberadadi kampus ini sejak beberapa bulan lalu. Alhamdulillah, berkat program visiting professor yang ditawarkan UIN Jakarta, saya bisa melihat, meneliti, dan mengkaji UIN Jakarta maupun masyarakat Muslim Indonesia lainnya. Melalui program ini saya bisa melakukan interaksi akademik di berbagai lini kehidupan kampus, mengajar dan meneliti, memberikan public lecture di SekolahPascasarjana UIN Jakarta. Bahkan, bisa bertemu langsung dengan Rektor (Prof. Dr. Dede Rosyada MA).

Setelah beberapa waktu tinggal dan berinteraksi, apa penilaian Anda tentang UIN Jakarta?

Sivitas akademika UIN Jakarta sangat ramah dan tidak sungkan untuk membantu. UIN Jakarta berada di lingkungan yang sangat padat. Tapi terlepas dari kenyataan bahwa Anda memiliki sebuah kota yang sangat sibuk, seperti Jakarta, Banten dan Ciputat, masih ada lingkungan pendidikan yang damai dan tentram seperti UIN Jakarta ini. Setelah Anda masuk kedalam universitas, anda akan merasakan sedang berada didalam oasis. Hal lainnya adalah adanya apresiasi yang baik bagi kita,dan mereka bersedia untuk mendengar sudut pandang kita akan hal-hal yang berbeda. Dan seperti yang sudah disampaikan oleh Rektor pada hari ini, dia mengatakan bahwa kami diundang pada dasarnya adalah untuk memberikan kritik atau saran yang membangun untuk meningkatkan mutu penelitian dan pendidikan di UIN Jakarta.

 

Menurut opini anda, apa kekuatan akademik UIN Jakarta yang anda lihat selama Anda berada disini?

Sikap. sikap dari warga UIN Jakarta adalah yang menjadi salah satu kekuatannya, terutama pada mahasiswa dan pengajar asing. Mereka memberikan semangat asli penduduk Indonesia yang memiliki sikap ramah dan bersahabat. Hal baik lainnya adalah UIN Jakarta tetap berusaha untuk mempertahankan identitasnya sebagai perguruan tinggi keislaman di Indonesia, meski pada saat yang sama mereka juga terus mengembangkan studi-studi keilmuan modern. Di sisi lain, melalui penerimaan mahasiswa asing, UIN Jakarta juga menunjukkan kemauan dan keinginan untuktumbuh secara global. Inilah salah satu alasan saya berada disini, agar saya turut berkontribusi membawa UIN Jakarta mencapai standar internasional.

 

Anda pernah mengajar bahkan memberikan kuliah umum di Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. sejauh mana penilaian Anda atas respon yang mereka berikan?

Respon mereka sangat luarbiasa. Hal pertama yang saya dapatkan adalah seperti “Bisakah Anda terus mengajar disini?”. Perjalan pertama kali kesini adalah dalam rangka membawa para siswa dan siswi kami untuk berkeliling dunia, Indonesia dan Malaysia menjadi dua Negara tujuan utama yang ada pada daftar kami. Sebagai bagian dari mahasiswa muslim dunia, mereka harus membuat makalah tentang apa yang telah mereka pelajari dan lakukan di Indonesia.Perjalanan kedua saya ke Indonesia adalah dalam rangka kerjasama Internasional dengan beberapa universitas yang ada di Indonesia. Dan salah satu universitas yang menerima ide kerjasama Internasional dengan tangan terbukaa dalah UIN Jakarta, kemudian saya diundang untuk memberikan perkuliahan di UIN Jakarta. Setelah itu saya ditawarkan untuk menjadi visiting professor di UIN Jakarta. Kemudian saya menindak lanjuti tawaran tersebut melalui Pak Arskal (Prof. Dr. Arskal Salim GP MA, Ketua LP2M) dan Pak Baihaky (Rachmat Baihaky MA, Kepala PLKI) dari kantor kerjasama Internasional.

Apa saran anda bagi perkembangan UIN Jakarta kedepan?

Untuk saat ini, masih terlalu dini apabila saya memberikan saran. Tapi nanti saya akan menuliskan beberapa pada laporan dan makalah saya yang segera akan diterbitkan disini.

 

Lalu, apa kontribusi yang bisa seharusnya dikembangkan UIN Jakarta kepada Islam maupun dunia?

Saya melihat beberapa potensi yang bisa kita maksimalkan dan pihak lain belum lakukan, atau bahkan belum mereka pikirkan sebelumnya. Saya memiliki beberapa ide agar Indonesia pada umumnya dan UIN Jakarta khususnya dapat menunjukkan jalan kepada banyak masyarakat Muslim bagaimana untuk menjalani kehidupan modern tapi tetap bisa hidup saleh juga. Dan, saya kira, UIN Jakarta bisa menjadi model penting sekaligus rujukan bagi masyarakat Muslim dunia dalam menyeimbangkan antara modernitas(peradaban modern) dengan autentisitas (kemurnian ajaran Islam). (usa/rs)