PPIM UIN Jakarta Agendakan Konferensi Internasional Islam Asia Tenggara

PPIM UIN Jakarta Agendakan Konferensi Internasional Islam Asia Tenggara

[caption id="attachment_17506" align="aligncenter" width="621"]PPIM UIN Jakarta bakal kembali helat konferensi internasional, The 2nd Studia Islamika International Conference 2017 on Southeast Asian Islam: Religious Radicalism, Democracy, and Global Trends di Jakarta, Selasa-Kamis 8-10 Agustus mendatang. Konferensi mengundang para akademisi dalam dan luar negeri untuk mempresentasikan berbagai hasil penelitiannya tentang Islam dan Masyarakat Muslim di kawasan ini. PPIM UIN Jakarta bakal kembali helat konferensi internasional, The 2nd Studia Islamika International Conference 2017 on Southeast Asian Islam: Religious Radicalism, Democracy, and Global Trends di Jakarta, Selasa-Kamis 8-10 Agustus mendatang. Konferensi mengundang para akademisi dalam dan luar negeri untuk mempresentasikan berbagai hasil penelitiannya tentang Islam dan Masyarakat Muslim di kawasan ini.[/caption]

Ciputat, Berita UIN Online— PPIM UIN Jakarta bakal kembali helat konferensi internasional, The 2nd Studia Islamika International Conference 2017 on Southeast Asian Islam: Religious Radicalism, Democracy, and Global Trends di Jakarta, Selasa-Kamis 8-10 Agustus mendatang. Konferensi mengundang para akademisi dalam dan luar negeri untuk mempresentasikan berbagai hasil penelitiannya tentang Islam dan Masyarakat Muslim di kawasan ini.

Demikian data publikasi panitia yang diakses Berita UIN Online, Rabu (19/04/2017). Ketua Panitia, Jajang Jahroni Ph.D dalam laman PPIM mengungkapkan, tema konferensi yang menyoroti Islam Asia Tenggara dalam tiga konteks, Radikalisme Keagaman, Demokrasi, dan Kecenderungan Global berangkat dari perkembangan sosial-politik Islam di Asia Tenggara, terutama Islam di Indonesia.

“Akhir-akhir ini kita melihat ada peningkatan kecenderungan cara memahami radikalisme, fundamentalisme, dan tren-tren sosial yang masif dalam konteks Islam di Asia Tenggara. Nah, kita ingin para scholar mempresentasikan temuan-temuan mereka,” ujar peraih doktor Antropologi dari Boston University, Amerika Serikat, ini.

Tidak seperti kawasan lain di dunia yang alami perlambatan, data mencatat, Asia Tenggara justru mencapai tren stabilitas dan perkembangan ekonomi cukup tinggi di dunia. Namun di sisi lain, iman keberagamaan dan etnisitas masih menampakkan peran pentingnya dalam percaturan politik di kawasan ini.

Terkait itu, lanjut Jajang, konferensi mengundang para akademisi memperesentasikan risetnya dalam sejumlah topik penelitian yang bisa dipilih. Diantaranya, Religious Radicalism: Approaches, Trends and Methods; Democracy, Citizenship and Identity; Religious Radicalism and Education; Globalization and Transnational Movements: Southeast Asian Islam and ISIS. Tema penting pada topik ini menyoroti aspek radikalisme keagamaan.

Topik-topik lainnya adalah berkisar tentang perekonomian, filantropi, dan perempuan. Ini difasilitasi dalam klaster Contemporary Islamic Economics and Tourism; Philanthropy and Civil Society; Women, Society and Representation.

Selanjutnya, para akademisi juga bisa memilih topic seperti peran media sosial, ruang publik, dan populisme Islam. Ini ditawarkan melalui topic-topik seperti Social Media and the Contestation of the Public Sphere; Challenges of Urban Life: Food, Culture and Life Style; dan The Rise of Islamic Populism? Sectarian Politics in Contemporary Indonesia.

Selain mendiskusikan tentang Islam di kawasan Asia Tenggara, lanjut Jajang, konferensi juga menjadi bagian promosi atas jurnal Studia Islamika yang konsisten terbit dan menyebarkan wacana keislaman Asia Tenggara ke berbagai akademisi dunia. Sejak terbit hingga kini, Studia Islamika telah tumbuh menjadi jurnal akademik internasional terindeks SCOPUS. Para akademisi-peneliti Islam Asia Tenggara dan Indonesia dari berbagai perguruan tinggi dunia secara konsisten mempercayakan penerbitan artikel risetnya di jurnal ini.

 

Undang Mahasiswa

Selain para akademisi, konferensi juga mengundang para mahasiswa untuk mempresentasikan temuannya dalam bentuk poster. Terobosan ini dilakukan untuk mengakomodir pengembangan tradisi riset di kalangan mahasiswa perguruan tinggi nasioal.

Ketika ditanya target paper dan poster yang akan diterima, Jajang mengingatkan kesuksesan pelaksanaan kegiatan serupa di tahun 2014. “Tahun 2014, kita menerima dan mempresentasikan lebih dari 70 paper yang berasal dari 17 negara. Semoga tahun ini lebih semarak,” kata Jajang lagi.

Bagi para akademisi yang tertarik untuk mempresentasikan temuannya, panitia menyediakan sembilan tema turunan konferensi. Seluruh pengiriman abstrak dilakukan secara elektronik melalui laman http://conference.ppim.uinjkt.ac.id sebelum tanggal 15 Mei 2017. (Farah/m. nida fadhlan/zm)