Perlu Metode Inovatif dalam Mengajar Matematika

Perlu Metode Inovatif dalam Mengajar Matematika

Reporter: Jaenuddin Ishaq

Auditorium, UIN Online – Matematika seringkali menjadi salah satu pelajaran yang menakutkan bagi para siswa. Karena itu para guru dituntut untuk meningkatkan sistem pembelajaran matematika yang inovatif dan sesuai dengan materi ajar. Dengan begitu, para siswa tidak berpikir bahwa matematika sulit dipahami.

“Kenapa tidak mencoba menggunakan metode mengajar yang baru. Bagaimana pun setiap murid memiliki daya tangkap yang beda,” kata Pembantu Rektor Bidang Perencanaan Litbang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Dr Utari Sumarmo dalam seminar nasional bertema Pembelajaran Matematika Berbasis Hasil Penelitian yang diadakan Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Auditorium Prof Dr Harun Nasution, Sabtu (27/11). Hadir dalam kesempatan itu Dr Ahmad Fauzan dan Wono Setya Budhi Ph D dari ITB.

Utari menjelaskan metode pembelajaran yang perlu dicoba seperti pendekatan diskursif, induktif-deduktif, e learning, dan penggunaan multimedia (elektronik). Pembelajaran diskurisif yaitu kegiatan komunikasi dengan menggunakan metode menulis esay matematik, diskusi, dan debat.

“Di sini lah peran guru untuk membimbing dan menciptakan agar suasana belajar semakin aktif. Dan siswa diharapkan dapat berfikir kritis,” jelas Utari.

Masing-masing metode pembelajaran induktif-deduktif dan e learning, lanjut Utari, untuk induktif-deduktif merupakan konsep matematika yang diajarkan tidak disajikan dalam bentuk jadi (end-form), tetapi konsep tersebut harus dibangun oleh siswa. Jadi ada stimulus, agar siswa dapat memecahkan masalah.

“Sementara itu, e learning dengan pendekatan multimedia memiliki kesamaan metode yaitu memanfaatkaan layanan Informasi Komunikasi dan Teknologi. Jadi menggunakan layanan elektronik seperti internet,” ujar Utari yang juga mantan Ketua Lembaga Penelitian UPI.

Beberapa kelebihan pendekatan dengan metode e learning yaitu pertama, adanya komunikasi dan diskusi yang mudah, kedua, tersedianya proses inovasi akselerasi, dan ketiga, pengaturan waktu belajar dapat fleksibel. “Sedangkan kelebihan dengan metode multimedia yaitu menyediakan proses interaktif, memberi peluang siswa untuk memilih topik tertentu, dan menciptakan dialog antara siswa dengan guru. Tapi semua itu tetap dalam pengawasan guru,” tukas Utari. []