Perilaku Manusia Cermin Ketauhidan

Perilaku Manusia Cermin Ketauhidan


Reporter: Muhammad Nurdin

Auditorium, BERITA UIN Online - Tauhid merupakan ajaran yang sangat sentral dalam Islam. Ketauhidan seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari. Bila tingkah lakunya baik maka ketauhidannya juga kuat. Begitu juga sebaliknya, jika tauhidnya kuat maka perilakunya di dunia juga baik.

Hal itu dipaparkan Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta Prof Dr Abdul Aziz Dahlan MA dalam kuliah umum bertajuk “Tauhid, Monotheisme untuk Perdamaian di Dunia” yang diselenggarakan Ma’had Aly UIN Jakarta di Auditorium Prof Dr Harun Nasution, Sabtu (08/10).

Abdul Aziz menegaskan, tauhid terbagi dua yakni akidah dan amaniah. Dalam bidang akidah, manusia dituntut untuk meng-esakan Tuhan. Tujuannya agar manusia mempunyai pemahaman tentang keberadaan Tuhan dan fungsi keberadaan dirinya di muka bumi.

Sedangkan dalam bidang amaniah, tujuan tauhid yakni agar manusia mempunyai dan mencapai kesempurnaan hidup yang hakiki. Semua ini mengatarkan manusia untuk selalu bersikap positif dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

“Bertauhid berarti menegaskan bahwa Allah itu esa dan Allah ada di mana-mana, tetapi panca indra manusia tidak bisa menjangkau-Nya. Laa ilaa ha illallah, kata ilaa di sini berarti yang ditaati atau disembah. Tidak ada yang seharusnya ditaati kecuali Allah,” tegasnya.

Menurut Abdul Aziz, semua larangan Allah bagi manusia yang tertera dalam al-Qur’an adalah untuk kemaslahatan umat manusia.  “Islam itu agama yang damai. Damai dengan Allah dan damai dengan lingkungan. Perdamaian ini dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari seperti shalat, bersedekah, dan tidak melakukan tindakan yang amoral,” terangnya.

Ia juga menegaskan, Islam berarti taat kepada Yang Maha Benar. Karena itu, ia mengingatkan agar jangan sampai ketaatan tersebut bercampur aduk dengan keyakinan terhadap barang-barang yang dianggap mempunyai kekuatan.

“Kalau kita salah memahami hakikat Allah, kita akan selalu berprasangka buruk. Paham-paham inilah yang harus kita luruskan. Baik paham dinamisme maupun animesme, semua itu akan menimbulkan syirik besar, bahkan akan menghantarkan kita kepada kesesatan,” pungkasnya.[]

Â