Penataan Lingkungan Kampus Terus Dilakukan

Penataan Lingkungan Kampus Terus Dilakukan

  [caption id="attachment_17501" align="alignleft" width="300"] Lahan parkir di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa. (Foto: LPM Institut)[/caption]

Gedung Akademik, BERITA UIN Online – Seiring dicanangkannya gerakan globality, autonomy, dan humanity di UIN Jakarta oleh Rektor Prof Dr Dede Rosyada beberapa waktu lalu, lingkungan kampus kini terus ditata. Penataan dilakukan agar kampus UIN Jakarta terlihat lebih humanis dan berkeadaban publik sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam.

Di antara lingkungan kampus yang ditata adalah sarana perparkiran kendaraan bermotor, khususnya untuk kendaraan roda dua. Parkir motor ini kini mulai ditata, mulai di jalur masuk kampus ke arah Perpustakaan Pusat hingga di jalan depan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (Student Center).

Menurut Kepala Bagian Umum Encep Dimyati MA, penataan parkir motor dilakukan karena sebelumnya terlihat semrawut dan banyak menghalangi jalan. Bahkan banyaknya motor yang diparkir sembarangan juga membuat tidak sedap dipandang.

“Motor-motor kita atur agar rapih. Jika ada yang membandel langsung kita kempesin di tempat,”  ujar Encep kepada BERITA UIN Online di gedung Akademik, Selasa (18/4/2017).

Tak hanya parkir motor di beberapa ruas jalan yang ditata. Di area parkir seperti di gedung Perpustakaan Pusat pun tak luput dari gerakan humanity kampus. Di kawasan ini, penataan tak hanya dilakukan terhadap parkir kendaraan tapi juga termasuk sarananya.

“Di kawasan ini dulu terlihat kotor dan banyak debu. Tapi setelah ditata, ya menjadi sedikit manusiawi lah,” ungkapnya.

Encep mengatakan, sarana parkir di gedung Perpustakaan Pusat sebenarnya sudah menjadi tanggung jawab pihak outsourching, yakni CV Gerbang Berkah (GB) Parking. Namun, pihak manajemen tampaknya lebih memperhatikan motor yang diparkir ketimbang kondisi sarana parkir.

“Saya sempat ancam ke pihak manajemen (GB Parking). Jika tak sanggup menata lingkungan parkir akan saya ganti dengan manajemen lain yang lebih bagus,” selorohnya.

Persoalan parkir di kampus UIN Jakarta hingga kini memang masih menyisakan masalah. Selain sempitnya lahan, kedisiplinan pengendara juga belum membudaya sehingga jika tidak ditata akan tetap  semrawut.

Karena itu, Encep berharap bahwa dalam upaya mengimplemtasikan gerakan humanity di kampus, ketertiban lingkungan dan disiplin parkir menjadi tanggung jawab bersama.

“Jika parkiran tertib dan tertata baik, pasti akan enak dilihat. Bahkan tamu-tamu yang datang pun akan betah dan memuji keindahan kampus UIN Jakarta,” paparnya. (ns)