Pakar: Pendidikan Abad 21 Harus Berbasis Teknologi Informasi

Pakar: Pendidikan Abad 21 Harus Berbasis Teknologi Informasi

[caption id="attachment_15892" align="alignleft" width="300"] Seminar sehari Teaching With Technology, yang diadakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, Selasa (21/02), bertempat di Auditorium Harun Nasution.[/caption]

Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Guru merupakan fasilitator dan teknologi menjadi pusat informasi dan media bagaimana guru mampu mendapatkan informasi sebagai bahan untuk membuat bahan ajar yang juga berbasis teknologi kepada para muridnya. Hal ini sejalan dengan Permendikbud no. 68 tahun 2014 dan no. 45 tahun 2015 dengan diterbitkannya status mata pelajaran baru untuk guru yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Demikian disampaikan Direktur PT. Eduspec Indonesia Indra Charismiadji, saat menjadi narasumber pada acara seminar sehari yang diadakan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, Selasa (21/02), bertempat di Auditorium Harun Nasution.

Seminar yang digelar dalam rangka memeriahkan milad FITK ke-60 tersebut, mengusung tema Teaching With Technology, dan menghadirkan dua narasumber ahli di bidang teknologi informasi, yaitu Indra Charismiadji (Direktur Eduspec Indoensia) dan Obert Hoseanto (wakil dari Microsoft Indonesia).

Masih menurut Indra, pendidik atau profesi guru diharapkan mampu berfikir mencari solusi pengajaran. Pasalnya, jika dibandingkan dengan Negara Asia lainnya, Indonesia masih cukup tertinggal.

“Untuk itu, guru harus memiliki wawasan teknologi dengan tujuh keterampilan utama seperti, critical thinking, creative, communication, collaboration, cross cultural understanding, computer and digital literacy, career, dan learning familiarity. Ketujuh keterampilan utama ini merupakan standar guru international,” jerang Indra.

Ditambahkannya, guru juga harus paham dengan standar guru salah satunya dengan cara penguasaan model-model teknologi terbaru.

“Profesi guru adalah profesi yang tidak akan tergantikan  teknologi, tetapi guru harus mampu menghadapi perubahan. Bahkan, guru harus mampu merubah dirinya sendiri dan menjadi agen perubahan itu, karena pada hakekatnya pendidikan merupakan gejolak perubahan bangsa,” tandas Direktur perusahaan yang telah membantu ratusan sekolah tersebut.

Di tempat yang sama, Obert Hosianto menegaskan, bahwa perubahan zaman telah menggeser paradigma pembelajaran dimana teknologi sudah menjadi trend dan bisa diakses oleh segala kalangan.

“Model-model teknologi  juga berubah dan semakin canggih. Salah satu perubahannya bisa dijadikan alternatif untuk mempermudah mahasiswa dan dosen dalam bimbingan penulisan skripsi maupun mempermudah mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar,” ungkap Obert. (lrf/Imoe)