Osama : Terorisme Tak Punya Agama

Osama : Terorisme Tak Punya Agama

Auditorium SPs UIN Jakarta, Berita UIN Online— Gagasan dan praktik terorisme yang mengancam nilai-nilai kemanusiaan tidak merepresentasikan agama apa pun, terutama Islam. Agama, apalagi Islam, justru mendorong implementasi nilai-nilai yang menghargai kemanusiaan dan semesta.

Demikian disampaikan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, dalam kuliah umum bertajuk Islam Agama Damai: Peran Negara-Negara Muslim dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia di Auditorium SPs UIN Jakarta, Selasa (6/6/2017). Turut hadir pimpinan dan pengajar SPs Prof Dr Masykuri Abdillah, Dr JM. Muslimin, Prof Dr Atho Mudzhar, dan moderator Dr Hamka Hasan.

Menurut Al-Shuaebi, terorisme tidak merepresentasikan agama mana pun, terutama Islam. Sejak kemunculannya, kata dia, Islam tidak mengajarkan kepada umatnya untuk berbuat kerusakan. Sesuai dengan nama Islam itu sendiri yang berarti damai, ajarannya berisi pesan-pesan keselamatan dan perdamaian.

“Seperti berucap salam, pesan yang terkandung adalah umat Muslim diharuskan menyebar kedamaian kepada siapa pun dan dimana pun. Begitu pula dalam al-Quran dan Sunnah, tidak ada di dalamnya perintah merusak dan berbuat kejahatan,” tandasnya.

Terkait gagasan dan tindak terorisme, katanya, pemerintah Kerajaan Arab Saudi sendiri berupaya keras memerangi terorisme dalam berbagai bidang. Secara hukum, terorisme dan radikalisme telah dinyatakan sebagai hal terlarang. Secara dakwah dan pemikiran, Arab Saudi juga mensponsori lembaga yang berkomitmen melakukan deradikalisasi di seluruh dunia.

Selanjutnya di bidang kemasyarakatan, Kerajaan Arab Saudi juga berupaya keras melawan kemiskinan dan melakukan pemberdayaan manusia dan keluarga mantan pelaku dan korban teroris. Dari sisi keamanan, Arab Saudi memperkuat internal pemerintahannya sekaligus juga membentuk dan memperkuat aliansi keamanan melawan terorisme dan radikalisme.

Berbagai kebijakan demikian diaplikasikan Arab Saudi dengan merangkul pengungsi korban terorisme dengan memberikan tempat tinggal dan pekerjaan. “Adapun para pengungsi yang ke Eropa, kami berikan bantuan berupa makanan dan obat-obatan,” ungkap Al-Shuaebi ketika ditanya mahasiswa tentang para pengungsi korban terorisme.

Dalam pantauan Berita UIN Online, kuliah umum ini menarik antusiasme peserta yang hadir dan sebagian besar mahasiswa SPs UIN Jakarta ini. Sekurangnya delapan mahasiswa bertanya berbagai sikap dan kebijakan politik Arab Saudi terkini, termasuk sikap dan kebijakannya atas organisasi-organisasi keislaman radikal yang marak belakangan ini. “Pada dasarnya Arab Saudi menolak lembaga apa pun yang mengancam kedaulatan negara dan masyarakat,” jawabnya diplomatis. (farah nh/wildan imaduddin/zm)