National University of Singapura (NUS) Sambangi CSRC UIN Jakarta

National University of Singapura (NUS) Sambangi CSRC UIN Jakarta

CSRC, BERITA UIN Online—Pusat Studi Melayu (Departement of Malay Studies) National University of Singapura (NUS) mengadakan lawatan akademik ke Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Jakarta, Selasa(22/09). Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan informasi penting mengenai pendidikan HAM dan penyelesaian konflik secara damai.

Kunjungan yang bertemakan “Hukum Advokasi, dan Pembaruan” ini dilaksanakan di ruang Rapat CSRC UIN Jakarta dan diikuti oleh 20 Mahasiswa S1 dan S2 dari berbagai Jurusan yang ada di UIN Jakarta.

Sebelum kunjungannya ke CSRC UIN Jakarta, rombongan berkunjung terlebih dahulu ke Gereja Yasmin yang disegel oleh pemerintah dan pondok Pesantren Darul Muttaqin Bogor untuk melihat fiqih lingkungan. Selain itu, Kementerian Agama RI menjadi tujuan lawatan rombongan NUS, Wahid institut dan KOMNAS perempuan, Ujar Moh Imran M Thaib salah satu panitia kunjungan.

Ketua Pusat Studi Melayu NUS Prof Noor Aisha Abdul Rahman dalam sambutannya berharap, kunjungan ini menambah wawasan para mahasiswa dalam membahas isu-isu yang berkaitan dengan Agama.

“Kita ingin memahami bagaimana advokasi dan pelatihan pembangunan masyarakat di dalam beberapa kajian, seperti Filantrofi, perdamaian dan anti radikalisme di Indonesia,”paparnya.

Direktur CSRC UIN Jakarta Irfan Abubakar dalam sambutannya, sedikit menyampaikan sejarah berdirinya CSRC UIN Jakarta, yang pada awalnya bergabung dengan Pusat Bahasa dan Budaya,dan atas tuntutan akademik, pada tahun 2006 menjadi lembaga sendiri.

“CSRC berkomitmen untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai demokrasi di masyarakat muslim,seperti HAM, demokrasi, dan  penanganan konflik secara damai,” ujar Irfan.

Irfan menambahkan, setidaknya sampai saat ini CSRC telah berkontribusi kepada Negara dengan mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai HAM, Demokrasi, dan Resolusi Konflik kepada tokoh-tokoh masyarakat, ustadz-ustad Pesantren, dan para Pemuda yang aktif di masyarakat. Diharapkan dengan ini semua Pemenuhan HAM, Demokrasi dan penyelesaian konflik secara damai mampu di terapkan di Indonesia. (TAM/LRF)