MK Tajudin: Puasa Bermanfaat Bagi Kesehatan

MK Tajudin: Puasa Bermanfaat Bagi Kesehatan

 

Kehadiran bulan suci Ramadhan yang ditunggu umat Islam di seluruh dunia disambut dengan suka cita. Umat Islam berlomba-lomba berbuat kebajikan untuk mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan mencari ridho Allah SWT. Beragam doa, harapan, ampunan, dan rahmat dipanjatkan. Namun, ada beberapa anggota masyarakat yang mengkhawatirkan kesehatannya ketika ia memutuskan untuk berpuasa. Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prof Dr dr MK Tajuddin saat ditemui UINJKT Online segera menampik hal tersebut karena dengan berpuasa justru memiliki faedah yang baik bagi kesehatan. Sejauh mana faedah dan dampak berpuasa di bulan suci Ramadhan. Berikut petikan wawancara yang dilakukan wartawan UINJKT Online Luthfi Destianto di ruang kerjanya, Selasa, (3/9)

Bagaimana ilmu kesehatan memaknai orang yang berpuasa?

Dalam ilmu kesehatan, orang yang berpuasa dapat dimaknai dalam dua aspek yaitu; aspek fisik, dan aspek psikis (kejiwaan). Aspek psikis ialah memaknai puasa sebagai bahan pembelajaran menahan hawa nafsu emosi dan kondisi kejiwaan, sehingga dapat menjadi pribadi yang senantiasa berpikir positif. Sedangkan aspek fisik maksudnya ialah belajar menahan penderitaan dari lapar dan haus sekaligus berusaha untuk memperbaiki kondisi tubuh dengan asupan makanan yang bergizi dan sehat

Apakah puasa dapat mengganggu kesehatan? Bagaimana dampak puasa bagi kesehatan?

Justru sebaliknya, puasa dapat meningkatkan kualitas kesehatan kita asalkan kita tidak berlebihan. Jika dikaitkan dengan kedua aspek tadi, misalnya, dalam aspek psikis, orang yang berpuasa akan menjadikan dirinya lebih sabar, dan memilki jiwa yang sehat. Mentalitas orang tersebur akan dapat terkontrol dengan baik. Orang  yang berpuasa secara benar dalam aspek psikis dapat terhindar dari stress yang merupakan salah satu pintu datangnya penyakit.

Dalam aspek fisik, dapat berdampak positif dalam menjalankan aktivitas keseharian. Ketika sahur, kita dianjurkan mengkonsumsi makanan yang berkalori dan bergizi seimbang. Sehingga dapat menjalankan aktivitas dengan baik karena kebutuhan gizi yang mencukupi. Ketika berbuka, kita dianjurkan mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis sebagai pengganti ion dan cairan tubuh yang hilang sehingga, tubuh yang lemah menjelang berbuka dapat kembali segar. Prasyaratnya, jangan berlebihan dalam sahur dan berbuka. Kebiasaan menaruh dendam saat berbuka setelah seharian penuh puasa akan menimbulkan penyakit seperti obesitas yang merupakan penyakit yang paling sering diderita manusia nomor wahid dan penyebab utama penyakit jantung.

Mengapa banyak kalangan medis yang kini menganjurkan puasa agar tubuh dapat senantiasa sehat?

Puasa pada hakekatnya dapat melatih mental disiplin dan kejiwaan seseorang. Kini banyak kalangan medis yang menganjurkan seseorang untuk berpuasa selagi sehat karena untuk mencegah masukan kalori terlalu banyak. Pada saat sahur dianjurkan untuk konsumsi makan dengan porsi yang lebih dari biasanya agar tidak mudah lelah. Ketika berbuka inilah sarana sebagai pengganti ion tubuh yang hilang dan penyegaran kondisi tubuh. Kebiasaan dendam sewaktu berbuka dapat menyebabkan masuknya berbagai penyakit. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah yang menganjurkan makan sebelum lapar dan menyudahinya sebelum kenyang. Puasa merupakan contoh konkret implementasi hadits tersebut.

Lantas, bagaimana kriteria orang sehat itu?

Orang dapat dikatakan sehat jika ia sehat secara fisik, rohani, dan sehat secara sosial. Kurang salah satu diantaranya, belum bisa dikatakan sehat. Sehat jasmani ialah, ia terhindar dari berbagai macam penyakit karena memiliki daya tahan dan kestabilan metabolisme tubuh  . Penyakit bisa disebabkan oleh makanan maupun lingkungan.

Orang yang sehat secara rohani ialah orang yang memiliki kestabilan emosi dan mental, membiasakan diri untuk disiplin dan menghindari stress dengan senantiasa berpikir positif. Yang banyak dilupakan orang ialah sehat sosial. Maksudnya; orang dapat dikatakan sehat secara sosial jika kehidupannya sejahtera, mampu memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya. Seorang pengangguran misalnya, tidak bisa dikatakan sehat secara sosial karena hidupnya kurang terjamin.

Bagaimana cara kita untuk menerapkan pola hidup sehat?

Sebenarnya, dalam menjalankan pola hidup sehat itu sederhana. Cukup dengan tidak terlalu banyak mengkonsumsi makan berlemak dan memperbanyak asupan sayur dan buah, menjalankan olahraga yang teratur, dan senantiasa menghindari stress. Terlalu banyak asupan makanan berlemak dapat menyebabkan kanker, strok, ataupun jantung. Sedangkan dengan berolahraga yang teratur dapat menjadikan tubuh senantiasa segar bugar dan tidak cepat lelah. (Nif/Ed)