Menjemput Malam “Lailatul Qodr”

Menjemput Malam “Lailatul Qodr”

Secara umum Lailatul qodr diartikan sebagai malam kemuliaan. Namun secara bahasa, al-qodr mempunyai empat makna. Pertama, artinya penentuan. Yaitu malam penentuan bagi hamba-hamba yang mendapatkannya, sehingga dia bisa menentukan masa depannya yang lebih baik ketika mendapatkan lailatul qodr. Sebab, lailatul qodr dapat mempengaruhi jiwa seseorang yang meraihnya.

Kedua, dapat diartikan sebagai malam penuh sesak atau sempit. Karena pada malam itu, para malaikat termasuk malaikat jibril turun ke bumi. Saking banyaknya, langit menjadi penuh sesak oleh makhluk Allah SWT ini. Ketiga, diartikan sebagai malam kemuliaan. Yaitu malam yang mempunyai nilai jauh lebih baik daripada seribu bulan.

Keempat, artinya malam apresiasi. Yaitu, apresiasi dari Allah SWT kepada hamba-Nya yang mau mendekatkan diri kepada-Nya. Sehingga yang betul-betul mau mendapatkan lailatul qodr ini Insya Allah diganjar, diberikan kelebihan, atau bonus (khairun min alfi syahr). Para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud malam lailatul qodr ini tidak semata-mata mendapat pahala, tetapi juga dampak yang ditimbulkan olehnya.

Seribu bulan jika dihitung-hitung secara matematis, berarti sama dengan 83 tahun 3 bulan. Ini merupakan sebuah anugerah yang begitu besar. Cara Allah SWT memotivasi begitu luar biasa. Orang-orang yang berpuasa, saat menjelang akhir ramadhan, biasanya cenderung tergoda oleh hal-hal duniawi. Tetapi Allah menawarkan apresiasi dan bonus yang besar bagi siapa saja yang mendapatkan lailatul qodr. Sehingga jika kita memahami akan keutamaan lailatul qodr, maka pasti kita akan berusaha meraihnya dengan berbagai cara sebagaimana diajarkan oleh nabi.

Nabi Muhammad SAW mencontohkan, di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan selalu mengencangkan ikat pinggangnya. Ini artinya, kita harus lebih sungguh-sungguh dengan menguatkan niat, dan membulatkan tekad untuk serius dalam beribadah. Nabi juga selalu menghidupkan malamnya banyak I’tikaf. Bahkan, menjelang ajalnya tiba, pada tahun 10 hijriyah, beliau selalu beritikaf mulai dari awal puasa sampai akhir. Disamping itu, beliau juga selalu membangunkan dan mengajak keluarga dan sahabatnya untuk bersama-sama beribadah. Karena, spirit dari ramadhan ini sesungguhnya adalah spirit kebersamaan.

Ada yang menarik dari ayat dalam surat al-Qodr. Ayat pertama menyebutkan kata lailah, bukan lail. Padahal dalam banyak ayat al-Qur’an itu tidak memakai huruf ta’. Mengapa ? menurut para pakar bahasa, adanya ta’ marbuthah pada kata lailah, ini menunjukan malam yang sangat spesial. Karena malam lailatul qodr ini hanya diturunkan di malam tertentu di bulan ramadhan. Tidak di sembarang malam.

Kemudian, pada ayat tanazzalul malaikatu waruuhu fiiha. Kata tanazzalu seharusnya tatanazzalu. Ada penghapusan ta’. Mengapa pada ayat ini ta’ nya sengaja ditiadakan ? para ulama menjawab, ketiadaan ta’ pada ayat ini, menunjukan jarak dan langkanya peristiwa lailatul qodr. Dalam konteks ramadhan ini hanya terjadi sekali.

Dengan demikian kita perlu berusaha meraih lailatul qodr ini dengan banyak beritikaf, berdiam diri di masjid melakukan qiyamullail, tadarus, berdoa, berdzikir, termasuk juga berzakat dan sedekah di malam hari. Mengapa malam ? karena ternyata peristiwa-peristiwa penting yang terkait dengan sejarah Islam, umumnya terjadi di malam hari. Ada  rahasia luar biasa didalamnya.

Contohnya seperti peristiwa Hijrah nabi dari Mekah ke Madinah. Itu terjadi di malam hari. Kemudian peristiwa Isra’ juga terjadi di malam hari. Wahyu pertama turun pun terjadi di malam hari. Rupanya, malam sengaja dipilih oleh Allah SWT ketika manusia sudah beranjak istirahat, supaya manusia keluar dari zona nyamannya.

Dalam teori modern menyebutkan, jika kita ingin meraih sesuatu yang tinggi, maka harus keluar dari zona nyaman. Sementara, keluar dari zona nyaman tidak mungkin bisa terwujud kalau tidak ada dorongan yang kuat. Karena itu, Allah SWT memberikan bonusnya yaitu dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan. Inilah motivasinya. Tidak ada seorang yang langsung menjadi sarjana, pemimpin atau orang sukses yang tidak keluar dari zona nyamannya.

Mudah-mudahan dengan memahami lailatul qodr ini, kita bisa meraihnya di malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan ramadhan. Karena, disitulah rahasia Allah SWT ada. Mengapa tidak ditunjukan dimalam tertentu ? ini tidak lain supaya kita berusaha semaksimal mungkin meraih kemuliaan, dan mendapatkan apresiasi dari Allah SWT dengan mendapatkan lailatul qodr. Aamiin ya rabbal aalamiin.

Disarikan oleh Nur Jamal Shaid dari kultum Ramadhan Dr. Muhbib Abdul Wahab, M.Ag di Masjid Al-Jami’ah UIN Jakarta, Senin 27 Juni 2016.