Konflik Horizontal Disebabkan Krisis Identitas

Konflik Horizontal Disebabkan Krisis Identitas


Reporter: Jaenuddin Ishaq

Gedung Fidikom, BERITA UIN Online - Maraknya konflik yang terjadi baik antaragama, suku maupun politik di masyarakat disebabkan oleh faktor krisis identitas dan oportunisme elit politik yang berbaur menjadi satu. Setidaknya ada dua penyebab, konflik bakal terjadi, yakni krisis identitas diri dan distribusi sumber daya yang tidak merata.

Hal itu dikatakan dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) Drs Helmi Hidayat MA dalam seminar nasional bertema “Peran Media Dakwah Merealisasikan Kerukunan Antarumat Beragama” yang diadakan BEM Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fidikom bekerja sama dengan HMI Komisariat Fidikom di ruang teater Prof Dr Aqib Suminto, Kamis (22/9). Seminar dibuka Dekan Fidikom Dr Arief Subhan.

Helmi menjelaskan, semua elemen etnisitas merupakan isu identitas. Konsep apa pun yang oleh masyarakat dianggap sebagai identitas fundamental dan menyatukan sebagai kelompok akan membuat seseorang memilih atau merasa wajib melakukan kekerasan guna melindungi identitas yang terancam.

“Istilah konflik etnis bukanlah suku, melainkan etnisitas adalah konsep yang sangat luas seperti ras, agama, kultur, bahasa, keturunan, dan sejarah,” jelas dosen Fidikom itu.

Sementara itu, Sekjen Badan Interaksi Sosial Masyarakat (Bisma) Dr John N Palinggi mengatakan terjadinya konflik antarumat beragama disebabkan kurangnya memahami makna persaudaraan.

“Semua agama mengajari pengikutnya kebaikan. Tidak perlu menyalahkan agama-agama lain. Tinggal sekarang kita mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar John.

John mengingatkan, dengan seseorang cinta damai dengan orang lain tidak akan yang saling dirugikan. John mencontohkan, ketika seseorang misalnya memiliki usaha mempermasalahkan dari suku atau agama calon pembeli lambat laun akan gulung tikar.

“Saya kira kalau pengusaha mempermasalahkan siapa agama atau suku konsumennya, satu bulan sudah tutup usahanya,” jelas John.

 

 

Â