Kajian Gender: Cegah Bully di Sekolah

Kajian Gender: Cegah Bully di Sekolah

Ruang Rapat Biro AUK, BERITA UIN Online— Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta adakan Focus Grup Discussion (FGD) tentang pencegahan dan penanganan bullying di sekolah, bertempat Ruang Rapat Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian, Selasa (03/11).

Ketua PSGA UIN Jakarta Rahmi Purnomowati SP, M.Si mengatakan,peserta yang mengikuti FGD adalah para guru SD, SMP, SMA dan para orangtua,hal ini dimaksudkan agar guru mengerti bagaimana cara mencegah bullying di sekolah.

“Di media saat ini banyak beredar berita dan video tentang praktek bully yang di lakukan anak-anak di sekolah,hal ini sangat memprihatinkan, kami berharap para peserta FGD dapat mendapatkan wawasannya bagaimana pencegahan bully di sekolah serta penanganan korban bully,” paparnya.

Pakar psikolog anak Lembaga Sahabat Orangtua dan Anak Hanlie Muliani mengatakan, bahwa bullying adalah masalah universal yang ada di sekolah.

“Bullying adalah masalah yang telah lama ada, dan sering dianggap sepele. Padahal, bullying mampu membuat korban putus asa bahkan berfikir untuk bunuh diri,”paparnya.

Ditambahkan Hanlie, aturan sekeras apapun tidak menjamin praktek bullying tidak terjadi di lingkungan sekolah, sebaiknya para pendidik melakukan edukasi dengan mengubah mindset dari red bubble (pikiran buruk) menjadi green bubble thoughts (pikiran baik).

Sebagai informasi, praktek bullying acap kali terjadi ketika figur otoritas dan guru sedang tidak berada di sekolah atau saat pergantian jam pelajaran, praktek bully ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya, perbedaan suku, warna kulit, agama dan orientasi seksual.

Salah seorang peserta FGD Izhar yang merupakan guru Bimbingan Konseling (BK) Sekolah Dasar (SD) mengatakan, “Dengan mengikuti FGD ini, kami mendapatkan pengetahuan bagaimana mencegah praktek bully jangan sampai terjadi, dan kami juga mengetahui bagaimana korban bully tidak mengalami depresi yang berkepanjangan,” papar Izhar. (FNH/LRF)