Inilah Capaian Dikjar UIN Jakarta dalam 3 Tahun Terakhir

Inilah Capaian Dikjar UIN Jakarta dalam 3 Tahun Terakhir

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— UIN Jakarta mencatatkan sejumlah pengembangan penting bidang pendidikan dan pengajaran (dikjar) dalam tiga tahun terakhir. Berbagai upaya diharapkan bisa terus dijaga dan ditingkatkan sehingga mendukung ikhtiar UIN Jakarta menjadi perguruan tinggi terkemuka dalam mengontribusikan peran pada wilayah keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan.

Demikian benang merah Laporan Kinerja Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015-2017 yang dikutip BERITA UIN Online, Kamis (18/01/2018). Laporan sebelumnya telah dipaparkan Rektor Prof. Dr. Dede Rosyada MA saat rapat bersama pimpinan dan anggota Senat UIN Jakarta di Ruang Diorama, Selasa (16/01/2018).

Di bidang dikjar, upaya pengembangan yang dilakukan UIN Jakarta direalisasikan melalui program peningkatan kapasitas dan skill pengajar, akomodasi mahasiswa difabel, akreditasi prodi, dan akreditasi institusi. Dua program lainnya yaitu akreditasi regional ASEAN dan peningkatan ranking universitas.

Peningkatan kapasitas dan skill pengajar, tak kurang dari 300 orang pengajar telah di-training melalui berbagai workshop pelatihan peningkatan kualitas pengajaran. Misalnya Workshop perencanaan pembelajaran, Media Pembelajaran Berbasis IT, Pengembangan Instrumen Evaluasi Pembelajaran, Pengembangan Instrumen Evaluasi Pembelajaran, dan Strategi Pembelajaran Berbasis Riset.

Untuk akomodasi mahasiswa difabel, UIN Jakarta melalui Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi telah mendirikan Center for Student with Special Need. Terkait itu, UIN Jakarta juga terlibat aktif mendirikan konsorsium pendidikan ramah difabel bersama 3 PTKI, 3 Perguruan Tinggi Kemenristekdikti, dan 3 universitas Eropa.

Dari sisi akreditasi, dari 68 Prodi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 32 Prodi diantaranya terakreditasi A (47%) dengan rincian 30 Prodi S1, 1 Prodi S1 dan 1 Prodi S3 di SPS terakreditasi A. Selanjutnya, 33 Prodi terakreditasi B (48.5%) dengan rincian 10 Prodi S2 dan 22 Prodi S1, dan 3 Prodi S2 terakreditasi C (4%) karena status masih ijin penyelenggaraan.

Adapun akreditasi institusi, UIN Jakarta kini merupakan salah satu PTKIN berakreditasi A yang berlaku hingga 21 Februari 2018. Untuk itu, team task force di bawah kordinasi LPM telah meng-upload borang ke dalam Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online. Harapannya, tim Asesor BAN PT segera melakukan visitasi.

Dari sisi penjaminan tingkat regional, empat jurusan UIN Jakarta telah lulus sertifikasi ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA) setelah melewati serangkaian penilaian kualitas jaminan mutunya. Keempatnya, Pendidikan Agama Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Dirasat Islamiyah, dan Bimbingan Penyuluhan Islam.

Dengan sertifikasi tersebut, mahasiswa dan dosen keempat jurusan yang lulus AUN-QA memiliki kesempatan untuk meluaskan mobilitasnya di tarap regional. Mulai dari kegiatan belajar, bekerja, exchange, penelitian atau kegiatan akademik lainnya.

Adapun rangking universitas, UIN Jakarta menjadi salah satu PTKIN terdepan dalam urutan ranking dan cukup bersaing bila dibandingkan seluruh perguruan tinggi nasional. Peringkat 4ICU, misalnya, posisi UIN Jakarta berada di urutan 13 besar nasional di tahun 2017 atau naik signifikan dari posisi ke 36 tahun 2015.

Begitu Google Scholar Citation yang bergerak positif dari ke 6 di tahun 2016 ke 3 di per Juli tahun 2017. Pada pemeringkatan populer, Webometrics, UIN Jakarta juga berhasil menempati urutan 20 besar dari ratusan perguruan tinggi nasional.

Selain aspek-aspek tersebut, UIN Jakarta sepanjang tiga tahun terakhir juga terus mencatatkan lulusan sarjana, magister, dan doktoral dalam tren cukup meningkat. Dalam tiga tahun, UIN Jakarta meluluskan sarjana konsisten di kisaran 4000 orang. Tahun 2015, jumlah lulusan mencapai 4.599 orang dan 4264 tahun 2017.

Menariknya, jumlah lulusan mahasiswa S2 cenderung naik. Tahun 2015 hanya 133, lalu naik menjadi 143, dan meningkat signifikan di tahun 2017 menjadi 606. Begitu juga lulusan mahasiswa S3, berfluktuasi dari 38 di tahun 2015, sempat turun jadi 36 di tahun 2016, lalu naik signifikan menjadi 61 tahun 2017. (farah nh/yuni nk/zm)