HIMA Sosiologi UIN Jakarta Gelar Seminar Terorisme

HIMA Sosiologi UIN Jakarta Gelar Seminar Terorisme

[caption id="attachment_13846" align="alignleft" width="300"]Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sosiologi menggelar seminar bertajuk Terorisme, bertempat di Auditorium FISIP UIN Jakarta, Kamis, (20/10. Seminar diadakan dalam rangka mengisi kegiatan pekan sosiologi yang berlangsung selama empat hari Senin-Kamis (17-20/10) serta mengetahui lebih lanjut fenomena teororisme yang terjadi khususnya di Indonesia. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sosiologi menggelar seminar bertajuk Terorisme, bertempat di Auditorium FISIP UIN Jakarta, Kamis, (20/10. Seminar diadakan dalam rangka mengisi kegiatan pekan sosiologi yang berlangsung selama empat hari Senin-Kamis (17-20/10) serta mengetahui lebih lanjut fenomena teororisme yang terjadi khususnya di Indonesia.[/caption]

Gedung FISIP, BERITA UIN Online— Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sosiologi menggelar seminar bertajuk Terorisme, bertempat di Auditorium FISIP UIN Jakarta, Kamis, (20/10. Seminar diadakan dalam rangka mengisi kegiatan pekan sosiologi yang berlangsung selama empat hari Senin-Kamis (17-20/10) serta mengetahui lebih lanjut fenomena teororisme yang terjadi khususnya di Indonesia.

Turut hadir dalam seminar tersebut, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswa Dr Agus Nugraha MA, serta menghadirkan beberapa pembicara. Diantaranya, Brigjen Pol. Hamidin (Direktur Pencegahan BNPT), Virgo Gohardi (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah), dan Ulil Abshar Abdala M.A ( Jaringan Islam Liberal).

Dalam sambutannya, Agus Nugraha mengapresiasi atas terselenggaranya seminar tersebut, sekaligus dalam rangka mengisi pekan sosiologi yang telah berlangsung beberapa hari tersebut dan mengisinya dengan kegiatan-kegiatan positif.

“Kami, atas nama pimpinan fakultas mengucapkan selamat kepada HIMA Sosiologi yang telah menyelenggarakan rangkaian acara yang tidak hanya menarik tapi juga memiliki nilai akademis, semoga peserta acara dapat mengambil manfaat dari acara ini dan berpartisipasi aktif dalam dialog dengan para pembicara yang memang mumpuni di bidangnya,” ungkap Agus.

Menurut Hamidin, menyatakan bahwa BNPT telah menyiapkan konsep penanggulangan terorisme. Kedepan, fokus utama program pencegahan atau kontra radikalisasi.

“Tentu saja itu harus melibatkan beberapa stakeholder baik pemerintah maupun non-pemerintah dalam rangka membendung paham radikal di Indonesia, karena  terorisme sudah menjadi masalah global, terutama terkait al-Qaeda dan ISIS,” menurutnya.

Di tempat yang sama, Ulil Absar Abdalla menambahkan bahwa sekarang ini belum ada mekanisme memungkinkan atau hukum yang spesifik untuk menangkap orang yang bergabung dengan ISIS.

“Misalnya, sampai dia melakukan tindakan melakukan teror atau kekerasan di Indonesia, aparat kita telah berhak melakukan tindakan hukum untuk hal tersebut. Tetapi, wewenang tersebut akan melemah ketika dia bergabung dengan ISIS,” tandas Ulil.

Seminar yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai prodi ini berjalan dengan lancar dan komunikatif, peserta yang hadir cukup antusias mengikuti seminar dan mengajukan berbagai pertanyaan kepada para pembicara saat sesi tanya jawab. (lrf/rdr/sf)