Ramadhan di Kanada (2): Gereja Disulap Menjadi Masjid

Ramadhan di Kanada (2): Gereja Disulap Menjadi Masjid

[caption id="attachment_18454" align="alignleft" width="165"] Gereja Disulap Menjadi Masjid[/caption]

Kanada, BERITA UIN Online—Sore yang cerah, selepas mengisi acara tentang Fikih Keluarga di Annual Fiqh Conference, yang diadakan oleh Canadian Centre for Deen Studies.

Ali Hudaibi bersama Prof Dr Abdullah Shami, Prof Dr Hamid Slimi, ditemani rekan-rekan dari MIIT. Didin (Malang), Indra (Jakarta), dan Faisol (Tulungagung), melakukan kunjungan ke salah satu masjid bersejarah di kota Toronto, Masjid Jami.

Masjid Jami, merupakan pusat kegiatan Islam tertua di Kanada. Oleh karenanya, masjid ini dijuluki dengan Ibu dari semua masjid di Toronto. Masjid yang beralamat di 56 Boustead Ave, Toronto, ON M6R 1Y9 tersebut, pada awalnya merupakan gereja yang kemudian diubah fungsi menjadi masjid.

Secara fisik, Masjid Jami tampak tidak seperti masjid pada umumnya. Terkesan seperti sengaja dibiarkan dengan gaya arsitektur lama dari gerejanya untuk memberi pesan perjuangan kaum muslimin di kota tersebut. Hanya tertulis nama masjid, dengan tulisan yang relatif kecil.

Begitu pula halnya ketika kita masuk ke dalam masjid tersebut, hanya kiblat yang membedakan antara masjid dan gereja. Selebihnya dibiarkan seperti bangunan gereja yang dibangun tahun 1910 sebagai Gereja Presbiterian, lalu dibeli tahun 1969 oleh komunitas muslim kecil di Toronto.

Tidak cukup sampai di sana, keunikan lain dari masjid tersebut adalah lokasinya yang berada di pemukiman Yahudi. Jadi, mereka yang berjamaah di Masjid Jami kebanyakan orang-orang yang berdomisili jauh dari lokasi.

Gereja yang "disulap" menjadi masjid seperti ini di Amerika Serikat sebenarnya sangat banyak. Di Kanada yang kami dengar hanya Masjid Jami saja. Semoga perjuangan kaum muslim yang dimulai dari masjid ini semakin berkembang dan menyebar luas di Benua Amerika.

Dikisahkan Ali pula, bahwa sebelum berkunjung ke Masjid Jami, dirinya sempat mengunjungi beberapa masjid di sekitar Mississauga Toronto, seperti Masjid Al-Farooq, Masjid ISNA Canada, Masjid Anatolia Islamic Centre, dan Musalla Al-Abbas, serta Masjid Dar Al-Tawheed Islamic Centre.

Sebagai informasi, Masjid Al-Farooq beralamat di 935 Eglinton Ave W, Mississauga, ON L5V 1R6 7.5 km. Didirikan tahun 1987 dengan luas 8.500 kaki persegi, dan sebagai masjid pertama di Mississauga Toronto. Masjid tersebut terletak di pusat kota Mississauga yang padat penduduknya dengan umat Islam.

Selanjutnya, Islamic Centre beralamat di 5280 Maingate Drive Mississauga, Ontario Canada L4W 1G5. Didirikan pada tahun 1998 dan dikelola oleh saudara-saudara kita dari Turki. ISNA Islamic Centre of Canada beralamat di 2200 South Sheridan Way, Mississauga, Ontario, Kanada, L5J 2M4. Masjid ini, merupakan masjid terbesar di Kanada dan memiliki legalitas untuk menilai produk-produk yang akan dijual apakah halal atau haram. Kalau di Indonesia ISNA Islamic Centre ini seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Kemudian, Musalla Al-Abbas beralamat 3490 Mavis Rd, Mississauga, Ontario, Canada, L5C 1T8. Musalla Al-Abbas memiliki motto: "Service to humanity is service to Allah".

Sedang Masjid terakhir yang dikunjungi Ali bersama rombongan adalah Masjid Dar Al-Tawheed Islamic Centre beralamat 5550 McAdam Rd., Mississauga, Ontario, Canada, L4Z 1P1.

Sedikitnya 20 Masjid tersebar di kota Toronto, dan lebih dari 250 Masjid tersebar di seluruh kota Kanada, dengan berbagai bentuk dan arsitektur. Demikian Ali Hudaibi menceritakan kisahnya selama melakukan kunjungan di Kanada. Semoga bermanfaat.

Bersambung... (lrf)