Generasi Muda Pewaris Kepemimpinan Bangsa

Generasi Muda Pewaris Kepemimpinan Bangsa


Reporter: Muhammad Nurdin

Auditorium, BERITA UIN Online – Generasi muda merupakan pewaris estafet kepemimpinan bangsa Indonesia di masa mendatang. Maju atau mundurnya bangsa Indonesia berada di tangan mereka. Untuk itu, generasi muda Muslim, sebagai bagian dari generasi muda Indonesia, harus dibekali ilmu pengetahuan dan leadership yang kuat sebagai modal mereka memikul tangungjawab besar tersebut ke depan.

Pernyataan itu dikemukakan Pembantu Rektor Bidang Akademik Prof Dr Muhammad Matsna HS MA dalam kuliah umum bertajuk “Profil Ideal Generasi Muda Muslim Terdidik” yang diselenggarakan Asrama UIN Jakarta di Auditorium Prof Dr Harun Nasution, Sabtu (1/10).

Turut hadir Wakil Kiai Ma’had Aly Dr Uthob Thobrani Lc MCL, Kepala Bagian Kemahasiswaan Drs Ja’far Sanusi, dan para anggota Dewan Pembina Asrama (DPA) UIN Jakarta.

Menurut Matsna, lembaga pendidikan seperti madrasah, pesantren, hingga perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan mencerdaskan generasi muda Muslim, sehingga terbentuk menjadi generasi terdidik yang kelak pada saatnya siap menghadapi tantangan kehidupan dan melanjutkan kepemimpinan bangsa Indonesia.

“Generasi muda harus siap menerima tongkat kepemimpinan dari para pendahulunya. Lebih-lebih generasi muda Muslim yang dididik di UIN Jakarta. Karena UIN Jakarta merupakan mercusuar kebangkitan umat,” ujarnya.

Bagi Matsna, bangsa Indonesia membutuhkan peran dari generasi muda Muslim yang memiliki kecakapan intelektual, leadership, dan integritas moral yang tinggi. “Selama ini bangsa kita hanya pandai membangun gedung-gedung pencakar langit, tapi mereka tidak pandai membangun moral. Bangsa ini sudah terlena dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, ke depan bangsa ini butuh generasi yang bermoral,” katanya.

Sebagai generasi penerus, lanjut dia, generasi muda harus menjaga eksitensi bangsa. Meski berinteraksi dengan berbagai budaya dan ilmu pengetahuan dari berbagai belahan dunia, utamanya dari Barat, para pemuda tak boleh alpa terhadap budaya dan tradisi bangsa sendiri. Nilai-nilai Timur yang mengedepankan moral harus menjadi landasan utama dalam membangun bangsa. []

 

Â