Gelar Kuliah Umum, SPs Datangkan Profesor dari Belgia

Gelar Kuliah Umum, SPs Datangkan Profesor dari Belgia

[caption id="attachment_17257" align="alignleft" width="200"] Prof. Louis Leon Christians[/caption]

Auditorium SPs, Berita UIN Online—Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Jakarta menghadirkan Prof Louis Leon Christians, dari Universite Catholique de Louvain Belgia. Kehadirannya sebagai narasumber pada acara kuliah umum yang digelar SPs UIN Jakarta, Senin (10/04), bertempat di Auditorium SPs, kampus II, jalan Kerta Mukti, Tangerang Selatan.

Acara yang mengusung tema, Religions in Europe: Social Diversity and Fundamental Rights Convergence tersebut, diikuti oleh segenap sivitas akademika SPs UIN Jakarta dan tamu undangan.

Dalam penyampaiannya, Louis mengatakan bahwa sejak tahun 2007 hingga 2009, dirinya telah melakukan penelitian tentang hukum Islam dibeberapa negara, diantaranya, Mesir, Tunisia dan Syiria. Dari sana, ia tertarik untuk melanjutkan penelitian di bidang agama.

“Di waktu yang sama, saya juga melakukan penelitian tentang legislasi organisasi agama di Belgia,” katanya.

Sebagai informasi, Louis Leon Christians adalah seorang pakar di bidang hukum yang menyelesaikan sebagian besar jenjang pendidikannya di Belgia dan Perancis. Universite Catholique de Lavoin dan Universite Paris menjadi tempat dirinya menimba ilmu.

Pria kelahiran 56 tahun lalu itu, memulai kiprahnya di dunia pendidikan sejak tahun 1984, dengan menjadi asisten dosen di University of Liege, Belgia. Saat ini, Louis Leon Christians tercatat sebagai ketua di Departemen Hukum dan Agama Universite Catholique de Lavoin dan menjadi editorial dan pemeriksa (reviewer) naskah dari berbagai jurnal Internasional di Belgia dan Paris.

“Saya memulai penelitian di bidang studi agama, sejak dipercaya menjadi direktur di Institut Interdisipliner Agama, Spiritualitas, Budaya, dan Sosial pada tahun 2008,” tambah Louise.

Dari informasi yang di dapat BERITA UIN Online diketahui, bahwa Louis Leon Christians ke Indonesia didampingi oleh Dr Ayang Utriza Yakin yang juga sedang melakukan penelitian post doktoral di Belgia. (lrf/wildan)