FK UIN Jakarta Kembali Ambil Sumpah 67 Dokter Baru

FK UIN Jakarta Kembali Ambil Sumpah 67 Dokter Baru

Auditorium, BERITA UIN Online— Fakultas Kedokteran UIN Jakarta  menggelar Pelantikan dan Sumpah bagi 67 Dokter baru UIN Jakarta Angkatan ke-25. Acara yang dilaksanakan pada, Senin (23/04), bertempat di Auditorium Harun Nasution kampus I UIN Jakarta. Dari 67 dokter tersebut, terdiri dari 20 orang pria, dan 47 orang merupakan wanita.

Selain Rektor UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA, hadir pula dalam acara tersebut, Kepala Subdit Pendidikan Pesantren Basnang Said MAg, mewakili Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren, kemudian dr Hari Hendarto SpPD Phd FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Direktur RSUP Fatmawati dr Mochammad Syafak Hanung SpA MPH, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) PB Pusat Prof Dr Ilham Oetama Marsis SpOG, serta 67 peserta pelantikan dokter bersama para orang tua.

Dalam sambutannya, rektor mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada seluruh peserta pelatikan sumpah dokter. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh mitra UIN Jakarta yang telah bekerjasama guna kelancaran seluruh proses perkuliahan di FKIK hingga pengambilan sumpah.

“Selamat kepada seluruh dokter baru yang telah disumpah pada hari ini, karena anda sudah sah menjadi dokter. Silahkan setelah ini anda mengabdi, melanjutkan kuliah atau berkecimpung dalam gerakan-gerakan positif di dunia yang berkaitan dengan profesi anda. Kepada seluruh mitra, kami ucapkan terima kasih atas kerjasamanya selama ini, semoga komitmen ini terus berlanjut demi kemaslahatan bersama,” tutur rektor.

Rektor menambahkan, semoga dengan ilmu profesi tersebut dapat menebar manfaat di masyarakat, dan mampu menjaga citra sebagai lulusan UIN Jakarta yang dikenal cerdas, rajin, dan berakhlak mulia.

“Jadilah dokter yang profesional Islami, dan menanamkan nilai-nilai luhur ajaran Islam dalam aktivitas dan profesi sebagai seorang dokter,” tandas Guru Besar Manajemen Pendidikan UIN Jakarta tersebut.

Di tempat sama, Basnang mewakili Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren, mengatakan bahwa dokter lulusan UIN berbeda dengan dokter perguruan tinggi lainnya. Mereka dituntut memiliki semangat pengabdian dan nilai-nilai agama layaknya santri.

“Dokter alumni pesantren memiliki kemampuan mengintegrasikan antara nilai-nilai kedokteran dengan agama, dan inilah plus alumni pesantren,” tuturnya.

Ditambahkannya pula, bahwa pemerintah melalui LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) menyiapkan anggaran khusus bagi santri untuk melanjutkan studi S2  dan S3 serta dokter santri yang akan melanjutkan ke jenjang spesialis.

Sementara itu, Ketua IDI Ilham Oetama juga mengucapkan selamat kepada 67 dokter yang telah sah dilantik hari ini. Dirinya pun menerangkan, bahwa saat ini dokter-dokter Indonesia berhak dan diperbolehkan bekerja di rumah sakit-rumah sakit di negara-negara ASEAN.

“Akan tetapi, menjadi catatan bersama, bahwa saat ini di negara kita masih sangat kekurangan tenaga dokter, terutama pada daerah-daerah pelosok dan tertinggal. Maka dari itu, pekerjaan rumah kita masih sangat banyak dan negara kita masih membutuhkan anda-anda sekalian untuk berjibaku menciptakan negara yang sehat secara merata,” jelas Ilham dalam sambutannya.

Sementara itu, Direktur RSUP Fatmawati sambutannya mengatakan, bahwa RS Fatmawati dan UIN Jakarta merupakkan mitra yang telah lama menjalin kerja sama. Dirinya menyebutkan bahwa kerja sama tersebut sampai saat ini telah berusia 10 tahun. Dimana, kerja sama ini meliputi pendidikan, penelitian dan lain-lain.

“Kami berharap, kerja sama ini akan terus berlanjut dan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi bangsa, negara dan agama,” harap Syafak.

Ditambahkannya, bahwa menjadi dokter, sejatinya bukan hanya berusaha mengobati penyakit jasmani, namun juga rohani. Inilah menurutnya, yang menjadi distingsi antara dokter-dokter lulusan UIN Jakarta dengan kampus-kampus lainnya.

Masih dalam acara yang sama, Dekan FK UIN Jakarta dalam sambutannya memberikan pesan kepada dokter-dokter yang telah dilantik tersebut, ia menghimbau agar para dokter  melakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin dalam melayani pasien.

“Bangun komunikasi dan empati yang baik dengan pasien dan keluarganya. Jaga nama baik diri, keluarga dan almamater kalian. Dan apabila di lapangan menemukan kesulitan, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan kami, almamater kalian semua,” pesan Hari sekaligus menutup sambutannya. (lrf)