Fethullah Gulen Chair Ingin Ciptakan Perdamaian

Fethullah Gulen Chair Ingin Ciptakan Perdamaian

Reporter: Hamzah Farihin

Jakarta, UIN Online – Direktur Fethullah Gulen Chair UIN Jakarta Dr Ali Unsal menegaskan, lembaga yang dipimpinnya memiliki komitmen yang tinggi untuk membantu masyarakat Indonesia menciptakan perdamaian di kalangan pemeluk agama, etnik, dan ras. Sebab, semua pemeluk agama, etnik, dan tas memiliki hak yang sama untuk hidup dan berkembang.

Hal itu diutarakan Ali Unsal dalam Annual Intercultural Dialogue Iftar Dinner yang digelar Fethullah Gulen Chair di Hotel Intercontinental Midplaza Jakarta, Kamis (26/8).

Sebagaimana telah dilakukan M Fethullah Gulen di berbagai negara, lanjut Ali Unsal, lembaga Fethullah Gulen Chair akan berusaha meyakinkan dunia bahwa setiap masalah yang menyangkut perbedaan agama  dapat dicari jalan keluarnya. Salah satu caranya adalah melalui dialog lintas agama yang bertujuan untuk menyatukan perdamaian dunia.

Pembantu Rektor Bidang Pengembangan Lembaga UIN Jakarta, Dr Sudarnoto Abdul Hakim MA, mengapresiasi adanya dialog Fethullah Gulen Chair. Ia berharap lembaga tersebut komitmen dan konsen dalam hal perdamaian beragama dengan cara meningkatkan misi kemanusiaan sehingga memberikan semangat dan mempengaruhi penyelesaian konflik agama dan budaya di dunia.

Senada dengan Sudarnoto, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Amin Abdullah, juga  turut apresiasi digelarnya dialog tersebut. “Kita bisa mencontoh negara Turki yang merupakan Negara Islam sekuler dalam menata kehidupan keberagamaan yang damai. Karena itu, lembaga ini diharapkan memberi kontribusi yang signifikan bagi terciptanya kedamaian beragama dengan dialog-dialog kemanusiaan, sains dan isu-isu penting yang hangat dibicarakan dunia,” tegas Amin.

Kegiatan ini diututup dengan demonstrasi seni lukis Ebru, pelukis asal Turki. Ia melukis dengan cara sangat sederhana sekali yaitu mencipratan cat yang jatuh membentuk gumpalan yang mengambang di air yang sudah disediakan. Dua, tiga, atau empat warna lain menyusul dipercikkan.

Bagai awan tertiup angin bundaran-bundaran di permukaan air itu mulai berubah. Dan sepotong kawat yang berfungsi sebagai kuas, perlahan membentuknya menjadi tangkai, daun dan bunga seperti layaknya tanaman, yang telah terbentuk dengan sekejap itu lalu dipindahkan ke kertas, cukup dengan menempelkan lembaran ke permukaan tempat cat warna-warni tadi dipercikkan, terakhir tinggal dikeringkan. []