FAH UIN Jakarta Gelar ICCLAS 2017

FAH UIN Jakarta Gelar ICCLAS 2017

Gd. FAH, Berita UIN Online—Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) gelar International Conference on Culture and Language in Southeast Asia (ICCLAS) dengan tema Islam and Identity of Southeast Asian Languages and Cultures pada, Selasa-Rabu (14-15/11), bertempat di Ruang pertemuan FAH UIN Jakarta.

Kegiatan yang dibuka oleh Rektor UIN Jakarta Prof Dr Dede Rosyada MA Selasa (14/11) ini, dihadiri pula oleh Prof Arskal Salim GP MA selaku Ketua LP2M UIN Jakarta, Prof Dr Syukron Kamil MA selaku Dekan FAH UIN Jakarta, Assoc. Prof Dr Suad Binti Awwab dari Universitas Malaysia, Asooc Prof Dr Chiara Formichi dari Cornell University USA, dan Dr Matthew Piscioneri dari Monash University Australia, serta segenap sivitas akademika Fakultas Adab dan Humaniora.

Dalam hal ini, Dr Moch Syarif Hidayatullah selaku Ketua Pelaksana mengutarakan rangkaian kegiatan ICCLAS selama 2 hari akan diisi beberapa sesi diskusi paralel dan Seminar International.

“Beberapa pembicara kami ambil dari guru besar beberapa universitas di Malaysia, USA, Australia, Singapura, dan universitas-universitas se Indonesia. Fokus materi ICCLAS ini adalah bagaimana Islam menjadi identitas budaya dan bahasa di Asia Tenggara,” jelasnya.

Di tempat yang sama, saat membuka acara ICCLAS 2017, rektor mengatakan bahwa penyebaran Islam di Asia Tenggara dilakukan secara damai, berbeda dengan ekspansi Islam di banyak wilayah Timu Tengah, Asia Selatan, dan Afrika.

 “Oleh sumber-sumber Islam di Timur Tengah penyebaran Islam disebut fath, yakni pembebasan, yang sering melibatkan kekuatan militer. Mengenai kedatangan Islam di negara-negara di Asia Tenggara hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan”, tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Syukron Kamil mengungkapkan bahwa Islam masuk ke Asia Tenggara berabad-abad lamanya. Masuknya Islam yang berpadu dengan budaya lokal ini menyebabkan Islam Asia Tenggara begitu beragam.

“Karena sikap toleransi lebih menonjol, penyebaran agama Islam di Asia Tenggara berkembang dengan aman. Dan sekarang, agama Islam menjadi agama mayoritas dan simbol identitas kebudayaan di Asia Tenggara,” tandasnya.

Dari pantauan tim BERITA UIN Online di lokasi acara terlihat, acara yang diikuti sedikitnya 150 peserta tersebut berjalan dengan lancar dan meriah. Hal ini disebabkan, antusiasme peserta dalam mengikuti acara tersebut, dan melontarkan beberapa pertanyaan kepada para narasumber. (lrf/sf)