Bahas Ke-PAI-an, Konsorsium PAI UIN Jakarta Gelar Pertemuan

Bahas Ke-PAI-an, Konsorsium PAI UIN Jakarta Gelar Pertemuan

Gedung FITK, BERITA UIN Online-- Konsorsium Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Jakarta menggelar pertemuan bulanan perdana untuk membahas persoalan ke-PAI-an pada Kamis, (1/2/2018) di Ruang Sidang FITK UIN Jakarta lt 2.

Dalam pertemuan yang selanjutnya dijadwalkan secara berkesinambungan pada tanggal 3 setiap bulan tersebut dibahas tiga agenda besar, yaitu penyusunan program kerja, penjadwalan kegiatan dan penyamaan persepsi ke-PAI-an.

Ketua Konsorsium PAI Prof Dr Abuddin Nata MA mengatakan, terjadinya fenomena pemahaman dan pengamalan Islam radikal disinyalir oleh masyarakat merupakan kegagalan dalam pengajaran PAI.

 “Inilah pentingnya pertemuan bulanan konsorsium PAI, karena banyak ide-ide untuk dikembangkan dan persoalan-persoalan besar tentang ke-PAI-an untuk diselesaikan,” ujar Abuddin di hadapan 34 peserta konsorsium.

Dia berharap, dalam forum ini nantinya dibahas masalah-masalah keislaman populer di masyarakat, dikembangkan kurikulum dan model-model pendekatan pembelajaran PAI yang up to date, dibuat program TV dan Radio PAI, dihasilkan pemikiran yang dibutuhkan masyarakat, serta dihasilkan produk pemikiran yang menjadi penetralisir perbedaan yang terjadi di organisasi masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, beberapa anggota konsorsium, seperti Dr Mu’thi mengusulkan perlunya ada target produktifitas dari konsorsium PAI untuk menghasilkan produk PAI dalam satu tahun, misalnya menulis buku dengan tema yang aktual terkait pendidikan agama, radikalisme, yang bisa kombinasikan antara teoritis dan empirik dengan target satu semester menerbitkan satu buku secara bunga rampai dengan prespektif aktual dan baru dalam melihat persoalan.

“Perlu ada tema besar yang diangkat, seperti kecenderungan pluralitas dalam keberagamaan, atau diversifikasi dalam keberagamaan, bisa dilihat sebagai realitas baru keberagamaan dan mapping kecenderungan keberagaman di kalangan generasi muda,” ujar Mu’thi.

Sementara itu, Dr Bahrissalim MA berharap Konsorsium PAI menjadi forum diskusi/sharing dosen konsorsium PAI untuk menjadikan pemahaman keislaman mahasiswa baru dengan mainstream yang sama, berdasarkan Mazhab Ciputat.

Disampaikannya, selama ini belum ada kontribusi dosen-dosen PAI dengan produk/model yang jelas, yang bisa diterapkan untuk guru-guru PAI di sekolah.

“Diharapkan forum ini dapat merealisasikan kolaborasi antara dosen dan guru-guru PAI, misalnya dengan riset kolaboratif dengan guru, sehingga menghasilkan produk yang jelas,” terang Bahris.

Dalam pertemuan perdana tersebut dihasilkan beberapa kesepakatan, yaitu  konsorsium PAI harus menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan masyarakat, adanya penelitian yang bersifat kolektif, individual atau penelitian pribadi yang dapat dishare, penulisan buku tentang kecenderungan baru dalam paham keagamaan, penyusunan proposal penulisan buku berdasarkan kesepakatan, penguatan silabi PAI dalam kontennya, mengundang penerbit buku, mengadakan acara bedah buku produk konsorsium PAI di radio atau TV, dan merumuskan paham keislaman yang diperlukan untuk UIN.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik Dr Fadhilah Suralaga Msi, Wakil Dekan Bidang Akademik FITK M Zuhdi MEd PhD, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UIN Jakarta Dr Sururin MA, Sekretaris Konsorsium PAI Dr Dimyati MA, dan sejumlah dosen PAI lainnya. (mf)