Amsal Bakhtiar: UIN Jakarta Kampus Rahmatan lil-‘Alamin

Amsal Bakhtiar: UIN Jakarta Kampus Rahmatan lil-‘Alamin


Reporter: Muhammad Nurdin

Auditorium, BERITA UIN Online – Pembantu  Rektor  Bidang  Administrasi Umum Prof Dr Amsal Bakhtiar menegaskan, UIN Jakarta merupakan kampus rahmatan lil-‘alamin yang menjadi pilihan studi umat Islam dari berbagai negara di dunia, bukan hanya dari dalam negeri.

“Perubahan UIN Jakarta dari institut (IAIN) menjadi universitas semakin memantapkan posisi UIN Jakarta sebagai salah satu pusat studi dan riset ke-Islaman terkemuka di dunia,” kata Amsal kepada para mahasantri Ma’had Aly UIN Jakarta yang mengikuti kuliah umum bertajuk  Islam sebagai Rahmatan lil-‘Alamin di Auditorium Prof Dr Harun Nasution, Sabtu (24/09).

Turut hadir Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr Sudarnoto Abdul Hakim, Kapala Bagian Kemahasiswaan Drs Ja’far Sanusi, Kyai Ma’had Aly UIN Jakarta Prof Dr Rif’at Syauqi Nawawi, Wakil Kyai Dr Uthob Thobrani Lc MCL, dan para musyrif.

Lebih lanjut Amsal menambahkan, ke depan UIN Jakarta akan diproyeksikan sebagai pusat peradaban Islam. “Kami ingin mewujudkan kampus ini sebagai pusat peradaban dunia Islam seperti di zaman Bani Abbasiyah,” ujar guru besar Fakultas Ushuluddin itu.

Ketika ditanya, mengapa UIN Jakarta sangat terkenal di dunia internasional? Amsal menjelaskan, UIN Jakarta menjadi hebat dan terkenal di dunia karena mahasiswa, karyawan, dan dosen-dosennya berprestasi dan mempunyai dedikasi yang tinggi. Jika mereka tidak hebat maka UIN Jakarta-pun tidak akan terkenal.

Selain itu, ia melanjutkan, UIN Jakarta tidak membedakan antara disiplin ilmu agama dan umum, serta tidak membedakan ras dan suku. Dengan begitu diharapkan dunia keilmuan di kampus ini akan semakin berkembang.

Amsal pun mengajak mahasantri untuk menjadi orang-orang yang hebat. “Untuk menjadi orang hebat kalian harus mengukir prestasi, kalau kalian berprestasi secara tidak langsung kalian akan membawa harum kampus ini, bahkan kalian bisa menjadi dosen di sini. Oleh karena itu, jangan mengikuti kegiatan-kegiatan yang tidak produktif, seperti demontrasi dan tawuran,” ungkapnya.[]