Aisyah Yusriyyah Ahdal: Raih Sarjana Terbaik Pada Wisuda Ke-101

Aisyah Yusriyyah Ahdal: Raih Sarjana Terbaik Pada Wisuda Ke-101

[caption id="attachment_12613" align="alignleft" width="274"]Aisyah Yusriyyah Ahdal Aisyah Yusriyyah Ahdal[/caption]

Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Air mata haru tak terasa mengalir  di pipi dara manis kelahiran Makasar, 12 Desember 1991 ini.  Pasalnya, dirinya baru saja menerima penghargaan sebagai sarjana terbaik pada Wisuda Sarjana ke-101 yang digelar Sabtu-Minggu (20-21/08), bertempat di Auditorium Harun Nasution.

Sarjana Hukum lulusan Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) ini lulus dengan IPK Yusidium 3,99/Kumlaude di tingkat universitas. “Alhamdulillah, kerja keras penuh keseriusan ini tidak sia-sia,” ujar sarjana yang memiliki hobi membaca buku ini.

Aisyah, demikian sapaan akrabnya, berterima kasih yang setinggi-tingginya kepada para dosen dan pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan doa restu, terutama kedua orang tua yang selama ini mendorongnya untuk kuliah. Mereka, menurut Aisyah, tiada henti mendoakan dan memberi dukungan. “Saya bahagia mampu membuat kedua orangtua saya merasa bangga,” tandasnya.

Putri kedua dari tiga saudara pasangan Ahdal dan Siti Rabiah ini menambahkan, kunci keberhasilan dalam prestasi itu tak lain dengan memanaj waktu sefektif dan seefisien mungkin.

“Belajar disiplin dan tegas pada diri sendiri, selalu berdoa kepada Allah SWT dan meminta restu dari orang tua, serta jangan pernah menyerah apabila menemukan sesuatu diluar kemampuan kita,” ujarnya.

Ditambahkan Aisyah, cobalah untuk melakukan hal yang baru dalam hidup ini, jangan takut untuk mendobrak dinding pembatas ketidakmampuan kita, terutama sesuatu yang positif dan mampu menambah pengetahuan dan pengalaman kita.

“Dinding pembatas dibangun bukan berarti tidak mampu untuk kita dobrak. Karena dinding tersebut tidak mungkin terbangun jika tidak mampu terlampaui,” tandas sarjana yang dibesarkan di Kendari, Sulawesi Tenggara tersebut.

Aisyah Yusriyyah Ahdal berhasil lulus setelah mempertahankan Skripsinya di hadapan penguji dengan judul “Manajemen Peradilan Islam di Andalusia (Analisis Sejarah Sistem Peradilan Qadi Periode 138-632 H)”. Skripsi itu ia tulis dilatarbelakangi dengan ketertarikannya untuk mengetahui sejarah peradilan yang ada di Andalusia. Pasalnya, selain karena Aisyah merupakan mahasiswi Hukum Keluarga FSH, tapi juga karena seorang Qadi (hakim) di Andalusia dipilih sesuai kemampuannya dalam memutuskan dan hukum. Selain itu, seorang Qadi dapat juga menjabat sebagai seorang gubernur di daerah tersebut.

Mantan anggota Moot Court Community (MCC) ini juga memaparkan kesan-kesannya selama menimba ilmu di kampus UIN Jakarta. “Saya sangat mengapresiasi kebijakan-kebijakan pimpinan UIN Jakarta yang banyak memberikan manfaat bagi proses belajar mengajar di kampus ini,” jelasnya.

Saat diwawancara tim BERITA UIN Online, Aisyah menuturkan bahwa dirinya berniat melanjutkan studinya ke jenjang Strata dua (S2). “Mohon doanya, semoga dalam waktu dekat saya dapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah saya ke jenjang S2,” lugasnya penuh optimis. (lrf)