Ahmad Fatoni: Lulusan Terbaik Wisuda Ke-107

Ahmad Fatoni: Lulusan Terbaik Wisuda Ke-107

Ruang Berita, BERITA UIN Online—Rona bahagia terpancar dari wajah pria kelahiran Bogor, 6 Juli 1980 itu. Betapa tidak, ayah dua orang anak tersebut baru saja menerima penghargaan sebagai sarjana terbaik pada Wisuda Sarjana ke-107 yang digelar Sabtu-Minggu (17-18/02), di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta.

Sarjana Megister Sosial Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) ini, lulus dengan IPK Yusidium 4,00/Kumlaude di tingkat universitas pada Strata 2 (S2) Fakultas. “Alhamdulillah, keseriusan, kerja keras dan doa yang senantiasa dipanjatkan ini membuahkan hasil,” ujar sarjana yang selalu semangat dalam menjalani aktivitasnya.

Kang Toni, (demikian sapaan akrabnya.red), tak lupa mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para dosen dan pihak-pihak yang telah mendukung dan memberikan doa restu, terutama orang tua yang selama ini mendorongnya untuk kuliah, serta istri dan anak-anaknya yang terus memberikan dukungan serta waktu. Mereka, menurut Toni, merupakan motivasi terbesar dalam menuntaskan perkuliahannya.

“Saya bersyukur mampu menyelesaikan perkuliahan ini. Karena, secara kasat mata, keadaan tidak memungkinkan saya mampu menuntaskan perkuliahan, akan tetapi ketika niat itu sudah kuat dibarengi dengan doa Alhamdulillah kemarin saya pakai toga juga,” tandasnya sembari tersenyum.

Putra bungsu dari sepuluh bersaudara pasangan KH. Fahruroji (alm) dan Hj. Asiah ini menambahkan, kunci keberhasilan dalam prestasi itu tak lain dengan disiplin mengatur waktu, kerja keras, tidak manja dan yang terpenting selalu berdoa pada Sang Pemilik segalanya.

“Belajar dengan giat, gunakan waktu selama kuliah sebaik mungkin, selalu berdoa kepada Allah SWT terutama saat shalat malam (tahajud), dan meminta restu orang tua serta keluarga. Karena, sesuatu yang bagi kita tidak mungkin, bagi Allah Swt mudah untuk diwujudkan,” pesan mahasiswa pertama Pasca Fakultas Dakwah tahun 2014 tersebut.

Ahmad Fatoni berhasil lulus setelah mempertahankan tesisnya di hadapan penguji dengan judul Pemberitaan Maulid Nabi Muhammad SAW di hidayatullah.com dan eramuslim.com (Perspektif Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki). Tesis itu ia tulis dilatarbelakangi keingintahuannya secara mendalam tentang konten-konten yang termuat dalam situs tersebut, dan dikaji dari beberapa teori.

Sarjana yang bercita-cita menjadi dosen ini, juga memaparkan kesan-kesannya selama menimba ilmu di kampus UIN Jakarta, khususnya FDIK. “Saya bersyukur bisa menempuh pendidikan di kampus yang memiliki banyak cendikiawan ini. Selain itu, secara birokrasi, UIN Jakarta senantiasa memperbaiki diri dalam upaya optimalisasi layanan akademik dan lain-lain,” jelasnya.

Saat diwawancara BERITA UIN Online, Toni menuturkan bahwa dirinya berniat melanjutkan studinya ke jenjang Strata Tiga (S3). Namun, dirinya tidak terburu-buru untuk merealisasikannya. Pasalnya, perlu lebih cermat dalam memilih kampus dan mempersiapkan segala sesuatunya. selain itu, dirinya saat ini juga disibukkan mengelola majelis taklim sekaligus pengurus masjid di mana ia tinggal.

“Mungkin tahun depan baru saya fikirkan kembali di mana saya akan mengambil kuliah program Doktor, untuk saat ini, saya akan lebih memfokuskan pada persiapannya terlebih dahulu,” ujar alumni Pondok Pesantren Salaf Nahdatut Tholibin, Probolinggo, Jawa Timur itu.

Ketika ditanya tentang harapan untuk UIN Jakarta khususnya FDIK, dengan lugas Toni mengatakan, bahwa sejauh ini layanan yang didapatkannya sudah cukup baik. “Semoga ke depan, layanan yang baik ini mampu dipertahankan. Atau akan lebih dahsyat lagi bila ditingkatkan dengan menemukan metode atau inovasi baru dalam hal sistem pelayanan,”tandas Toni.

Selanjutnya, Toni berpesan kepada adik-adik yang masih dalam tahap belajar di kampus UIN Jakarta, untuk senantiasa memuliakan guru (dosen). Pasalnya, ta'dzim kepada guru akan membawa keberkahan bagi kita dan menjadikan ilmu yang diberikan dosen akan lebih mudah ditangkap dan difahami.

"Hidup kita harus senantiasa memberikan manfaat bagi orang lain. Karena, ketika kita memudahkan urusan orang lain, maka urusan kita juga akan dimudahkan oleh Allah Swt," tandas pria yang kini berprofesi sebagai staf di bagian akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta tersebut. (lrf)