64 Relawan Mahasiswa Akan Mengajar di Daerah Terpencil

64 Relawan Mahasiswa Akan Mengajar di Daerah Terpencil

Cireundeu, BERITA UIN Online – Sebanyak 64 mahasiswa aktif UIN Jakarta dan beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi lain di wilayah Jabodetabek yang tergabung dalam Sobat Mengajar akan menjadi relawan sebagai tenaga pengajar di daerah terpencil di Kabupaten Lebak, Banten. Para guru relawan tersebut akan mengajar selama sekitar 15 hari mulai 14 hingga 28 Juli 2018 mendatang.

Ketua Sobat Mengajar Mus’ad Al-Habib kepada BERITA UIN Online, Senin (14/5/2018), mengatakan, perekrutan para calon guru relawan dilakukan sejak lama. Setelah menjalani proses seleksi, mereka kemudian mendapat pembekalan sebelum diterjunkan ke lokasi tujuan.

“Pembekalan tersebut penting agar mereka (para relawan, Red) memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta metode mengajar dengan baik selama bertugas di lapangan. Kita berharap mereka dapat mengajar sesuai harapan,” ujarnya di sela-sela pembekalan para relawan di Cireundeu, Ciputat Timur.

Mus’ad menjelaskan, Sobat Mengajar merupakan komunitas yang menampung para relawan guru untuk mengajar di daerah terpencil yang mengalami kekurangan guru. Tahun ini kegiatan mengajar akan difokuskan di 10 desa di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten. Beberapa lembaga pendidikan yang dijadikan tempat mengajar di antaranya sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah, baik negeri maupun swasta.

“Kita hanya fokus di lembaga pendidikan tingkat dasar ini. Karena sesuai hasil survey masih banyak SD atau MI yang kekurangan guru. Bahkan kondisi sekolahnya pun tak sedikit yang memprihatinkan,” kata mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta semester 6 itu.

Saat ini, menurut  Mus’ad, para peserta masih menjalani proses pembekalan. Kegiatan ini akan berlangsung selama enam kali pertemuan dan berakhir pada 2 Juni mendatang. Materi pembekalan mengajar meliputi fundrising, metode pembelajaran aktif, kepramukaan dan kerelawanan, story telling dan public speaking, kiat menjadi guru hebat, menari, dan kerajinan tangan.

Peminat menjadi relawan guru di daerah terpencil terbilang banyak peminat. Menurut Mus’ad, sejak dibuka pendaftaran beberapa waktu lalu, peminat yang ingin bergabung di Sobat Mengajar mencapai lebih dari 100 orang. Namun, mengingat keterbatasan wilayah dan tempat mengajar, penetapan jumlah peserta lalu dilakukan berdasarkan sistem kuota.

“Jika tidak dibatasi peserta akan membludak dan kita masih kesulitan mengaturnya. Lagi pula, pengiriman relawan guru ke daerah terpencil ini baru pertama kalinya akan kita lakukan,” jelasnya.

Mus’ad pun berharap di masa mendatang jumlah peserta dan wilayah pengabdian akan diperluas. Hal itu untuk memberikan kesempatan bagi para calon relawan guru mengabdi di masyarakat. (ns)